Pramono Anung Unggul Hitung Cepat di Pilgub Jakarta, Respon Jokowi: Tanya Pak RK
- Dok Pemprov Sumut
VIVA Medan - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno unggul dari dua paslon lainnya, hasil hitung cepat atau quick count di Pilkada Jakarta tahun 2024. Empat lembaga survei nasional, yakni LSI Denny JA, Indikator Politik Indonesia, Poltracking Indonesia, dan Voxpol Center telah mengeluarkan hasi hitung cepat atau quick count untuk Pilkada DKI Jakarta.
Dari hasil hitung cepat empat lembaga survei Anung-Rano Karno unggul sementara. Ditanya hal tersebut, kepada mantan Presiden RI, Joko Widodo. Dia pun, terlalu merespon hal itu. Biarkan Pilkada Jakarta 2024, urusan dari Ridwan Kamil sebagai rival dari Anung. "Tanya sama pak RK (Ridawan Kamil)," ucap Jokowi kepada wartawan, di Kota Medan, Jumat 29 November 2024.
Diberitakan sebelumnya, Harapan Cagub-Cawagub Jakarta nomor urut 01, Ridwan Kamil (RK)-Suswono untuk memenangkan kontestasi Pilkada Jakarta 2024 satu putaran gagal tercapai. Hal ini terlihat dari hasil hitung cepat atau quick count sementara.
RK mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan dirinya gagal menang satu putaran pada Pilkada Jakarta 2024 ini. Meski begitu, dia tidak menjelaskan secara rinci faktor yang membuatnya gagal tersebut. “Politik itu bukan matematik ya, ada banyak faktor yang tidak bisa saya sampaikan secara mudah dalam doorstop ini,” kata Ridwan Kamil kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 November 2024.
Dalam kesempatan itu, RK mengakui hasil hitung cepat berbagai lembaga survei tak jauh berbeda dengan hitungan yang dilakukan di internal tim pemenangan. Maka dari itu, evaluasi pun bakal dilakukan menyikapi hasil hitung cepat yang ada.
"Ya evaluasinya terlalu banyak ya, tapi poinnya hasil evaluasi, hasil hitung cepat ini justru baru mau akan dievaluasikan, mau baru akan dibahas," ungkapnya.
Evaluasi tersebut kata RK bakal mencakup pengukuran ulang semua langkah yang pernah dilakukan, termasuk metode kampanye hingga koalisi. Data-data bakal kembali dibuka untuk melihat sisi kuat dan lemah dalam kerja pemenangan.
"Kita cek juga partisipasi publik ya yang di lapangan cenderung turun dibanding pilkada 5 tahun lalu. Itu juga mungkin harus dievaluasi berkurang partisipasinya di mana, di wilayah mana. Jadi intinya sambil nunggu (hasil resmi) kita evaluasi," ucap RK.