KPPU dan Disperindag-ESDM Sumut Sidak Pasar Tradisional Medan, Monitoring Harga Kebutuhan Pokok

KPPU wilayah I Medan bersama Disperindag-ESDM) Sumut monitoring harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Simpang Limun, Kota Medan.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Minyak goreng dengan merk Minyakita di Kota Medan, masih tergolong mahal dengan eceran Rp 17 ribu. Harga ini, di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yang ditetapkan pemerintah yakni Rp15.700.

Libur Isra Miraj dan Imlek, Tercatat 426 Ribu Kenderaan Melintas Tol Trans Sumatera

Hal itu, diketahui saat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) wilayah I Medan bersama Dinas Perdagangan Perindustrian, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Sumut melakukan monitoring harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Simpang Limun, yang berada di Jalan Kemiri, Kota Medan, Kamis 30 Januari 2025.

“Sementara untuk Minyakita masih cenderung di atas HET atau tadi sekira Rp17.000/kilogram. Minyakita ini menjadi isu nasional juga setelah terjadi kelangkaan. Semoga juga bisa teratasi,” ucap Kepala Kanwil I KPPU, Ridho Pamungkas kepada wartawan. 

Tim Gabungan Evakuasi Pendaki Alami Hipotermia di Gunung Sibayak Karo

Ridho mengatakan walaupun terjadi kenaikan harga, namun pihaknya belum menemukan adanya tindakan kecurangan. Seperti perilaku bundling atau menjual paketan beberapa produk dalam satu kemasan juga tidak ditemukan. 

Namun, Ridho mengungkapkan bahwa pihak KPPU akan terus melakukan pengawasan, terkait kelangkaan sejumlah komoditas pangan sehingga harga minyak goreng masih tinggi.

Brimob Polda Sumut Terjunkan 486 Personel Amankan Libur Isra Miraj dan Imlek

“Tadi saya coba kroscek lagi, apakah Minyakita ada pemaketan dalam penjualan. Itu sempat beberapa kali dilakukan, tetapi ini tidak. Karena dengan pemaketan itu, itu akan membuat harga lebih tinggi. Termasuk ada masalah penimbunan atau kondisi ekspor yang menurun, itu akan kita cek juga,” jelas Ridho. 

Begitu juga untuk komoditas seperti cabai dan tomat, harganya masih relatif tinggi. Cabai merah dijual antara Rp50.000-Rp60.000/kilogram. Sedangkan tomat dijual antara Rp8.000/kilogram. Dikatakan Ridho, kenaikan harga memang disebabkan kondisi cuaca dan masa panen yang terhenti akibat libur panjang imlek dan Isra Miraj.

 “Kemudian untuk hortikultura seperti tomat dan cabai agak sedikit naik menjelang Ramadan. Awal analisa kita, yang untuk cabai ini sangat terpengaruh kondisi cuaca. Tadi kita cek diambil dari gunung (Karo) atau Pasar Lau Cih. Mungkin karena terkait panen atau pemetikan,” ucap Ridho.

Sedangkan untuk komoditas seperti telur dan daging ayam broiler, harga relatif turun pasca libur panjang akhir Januari. “Kalau untuk ayam dan telur kita harapkan terus stabil, meskipun kemarin menjelang Imlek dan pasca tahun baru ada kekurangan pasokan,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag ESDM, Charles TH Situmorang mengatakan bahwa sejumlah harga komoditas pangan pasca libur panjang mulai stabil. Termasuk untuk ketersediaan di pasar juga masih aman hingga memasuki awal Ramadan tahun ini.

“Hari ini kita mengadakan monitoring ke pasar-pasar bersama tim KPPU. Kita menemukan harga-harga mengarah ke stabil dan normal yang sebelumnya mengalami lonjakan harga selepas tahun baru,” katanya.

Selain itu, pemerintah akan terus melakukan upaya dalam menstabilkan harga, termasuk telah memprogramkan pasar murah di sejumlah daerah. Hal ini untuk memastikan harga tetap stabil serta stok aman selama Ramadan. 

“Dalam rangka menyambut bulan puasa, harga ini bisa dipertahankan dan kita keliling pasar tadi ternyata stok pun aman. Masyarakat juga tidak perlu khawatir,” kata Charles.

Dari pantauan di pasar tersebut, sejumlah komoditas juga mulai stabil. Seperti harga telur ayam ras dijual bekisar Rp1.500–Rp2.000/butir. Kemudian harga daging ayam Rp35.000/kilogram, daging sapi Rp125.000/kilogram, serta ikan lele Rp18.000/kilogram.

Begitu juga untuk kentang dijual Rp12.000/kilogram, sayur kul Rp5.000/kilogram, buncis Rp5.000/kilogram, dan terong telunjuk Rp7.000/kilogram.