Debat Pilkada Medan 2024, Prof Ridha Sindir Bobby Nasution Soal Medan Macet

Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya - Abdul Rani.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Debat publik perdana Pilkada Medan 2024 segmen keempat. Antara tiga pasangan calon Wali kota dan Wakil Wali kota Medan mempertanyakan kepada masing-masing paslon untuk menjawab. Debat perdana ini, berlangsung di Four Point by Sheraton Medan, Jumat malam, 8 November 2024.

Relawan GPBN Medan Komitmen Memenangkan Rico-Zaki di Pilkada 2024

Debat ini, diikuti Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan urut 1, Rico Waas-Zakiyuddin, nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya-Abdul Rani dan urut 3, Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis. Dalam segmen ini, Prof Ridha memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3.

Sang profesor ini, terbuka menyindir kepemimpinan Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang dinilai gagal mengatasi kemacetan di ibu kota Provinsi Sumut ini. Ridha mengungkapkan bahwa menantu mantan Presiden RI, Joko Widodo itu, dinilai gagal mengelola moda transportasi dan menekan kemacetan di Kota Medan. “Bagaimana tanggapannya atas kebijakan wali kota Medan yang gagal dalam mengurai masalah kemacetan dalam 5 tahun terakhir,” tanya Ridha.

Bawaslu Temukan Keterlibatan Camat, Lurah dan Kades di Tapsel Deklarasi Dukungan ke Bobby Nasution

Hidayatullah diberikan kesempatan menjawab pertama. Politisi PKS ini, tidak memberikan jawaban tepat dalam pertanyaan tersebut. Dia menyebutkan yang menilai gagal atau tidak Bobby Nasution dalam melakukan tata kola kendaraan bermotor adalah masyarakat. Hidayatullah memuji kepemimpinan Bobby Nasution, yang sudah membuat terobosan dalam transportasi di Kota Medan, salah satu bus listrik.

Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada debat publik perdana Pilkada Medan 2024.

Photo :
  • BS Putra/VIVA Medan
Debat Ketiga Pilgub Sumut Pindah Lokasi ke Tiara Convention Hall, Ini Alasan KPU

“Yang dilakukan sekarang ini mempunyai harapan yang besar misalnya dengan bus listrik. Angkutan massal. Tentu sasaran akhirnya adalah untuk mengurai kemacetan itu sendiri. Jadi bagi kami ini adalah awal yang baik walaupun belum bisa dinilai,” jelas Hidayatullah.

Kemudian, giliran Rico Waas menjawab pertanyaan itu. Dia tidak menyinggung soal kegagalan Bobby yang disampaikan Ridha. Rico lebih berkutat pada solusi transportasi masal. “Kami ingin memastikan moda transportasi tadi yang baik yang terintegrasi sampai ke titik-titik rumahnya bisa benar-benar diakses untuk seluruh masyarakat kota Medan. Akan merubah kebiasaan kita. Kita akan menyiapkan tempat sasaran, di mana perjalanan kita bisa tepat waktu, karena ada perubahan yang lebih baik,” jelas Rico Waas.

Halaman Selanjutnya
img_title