LAFKI Berkomitmen Perkuat Akreditasi Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045

Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia 2024.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan – Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI), menggelar Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI) yang kedua di tahun 2024. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Santika Medan, pada 20-21 Juni 2024.

Respon Ucapan Bobby Soal APBD Rp5 Triliun, Jubir Edy-Hasan: Tidak Semuanya untuk Infrastruktur

Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun LAFKI ke-4 dengan mengusung tema “Akreditasi untuk Pelayanan Kesehatan Bermutu”. Acara tersebut dihadiri oleh para ahli, praktisi, dan pemangku kepentingan di bidang kesehatan.

Ketua Umum LAFKI, dr Friedrich M. Rumintjap, SpOG(K)., FIHFAA., FISQua., FSRPH, mengatakan acara itu juga bertujuan menciptakan visi menuju Indonesia Emas 2045, sehingga LAFKI berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkannya melalui akreditasi yang berkualitas.

Bobby Sebut APBD Sumut Rp50 Triliun Tidak Kelihatan Apa-apa, Jubir Edy-Hasan: Hitungan Anak TK

"LAFKI berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Indonesia. Kami mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional," tutur Friedrich, Kamis 20 Juni 2024. 

Friedrich pun menjelaskan peran dan tugas LAFKI sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas akreditasi fasilitas kesehatan di Indonesia. LAFKI memiliki peran yang sangat krusial dalam memastikan mutu pelayanan kesehatan.

Sosok Pemimpin Diinginkan Masyarakat, Edy-Hasan Didukung Masyarakat Kristen Sumut

"Adapun tugas utama LAFKI meliputi menetapkan standar akreditasi, menyusun, dan menetapkan standar akreditasi bagi fasilitas kesehatan. Kami memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar mutu," kata Friedrich. 

Friedrich melanjutkan evaluasi dan akreditasi terhadap fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia bertujuan untuk memastikan bahwa LAFKI memenuhi standar yang telah ditetapkan. Mereka juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada fasilitas kesehatan untuk membantu memenuhi standar akreditasi.

"Menyusun kebijakan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya terkait peningkatan mutu pelayanan kesehatan," ujar Friedrich.

Friedrich juga menyampaikan dalam kurun waktu empat tahun perjalanan LAFKI telah mencapai berbagai pencapaian penting sepertinakreditasi fasilitas kesehatan. Bukan hanya itu, LAFKI telah berhasil mengakreditasi 1628 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia mulai dari puskesmas, klinik, UTD, laboratorium, dan rumah sakit.

"Pengembangan standar akreditasi bersama Kemenkes RI. LAFKI terus memberi masukan untuk mengembangkan dan memperbarui standar akreditasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kesehatan," kata Friedrich.

Dalam peningkatan kapasitas melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan, kata Friedrich, LAFKI telah berhasil meningkatkan kapasitas maupun kompetensi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.

“Sedangkan kerja sama internasional, LAFKI aktif menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga akreditasi khususnya ISQua. Itu untuk memastikan bahwa akreditasi yang diterapkan di Indonesia sejajar dengan standar internasional,” ucapnya.

Sementara itu dalam Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI), Friedrich mengatakan acara tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman para peserta mengenai pentingnya akreditasi dalam menaikkan mutu pelayanan kesehatan.

"Membangun jejaring antar fasilitas kesehatan dan pemangku kepentingan untuk saling berbagi ilmu, pengalaman, dan inovasi," ujar Friedrich.

Friedrich juga mengatakan pihaknya mendorong kolaborasi antar berbagai pihak dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

"Menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia," tutur Friedrich.