Perjuangkan Tarif Layak, Ratusan Ojol Unjuk Rasa Damai di Kantor Gubernur Sumut
- BS Putra/VIVA Medan
VIVA Medan - Perjuangkan tarif layak, Ratusan driver ojek online (Ojol), yang tergabung dalam Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (GODAMS), menggelar unjuk rasa damai di depan Kantor Gubernur Sumut, di Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Selasa 7 November 2023.
Aksi unjuk rasa ini, mengkritisi maraknya aplikator yang beroperasi di Medan membuat driver makin tercekik akibat peperangan tarif yang tidak sehat dan kondisi kerja yang alakadarnya. Seperti diketahui, aplikator yang beroperasi di Medan, yaitu Gojek, Grab, ShopeeFood, Maxim, dan InDrive.
Sekretaris GODAMS, Fadli Alie, menjelaskan bahwa aplikator kerap membuat program dengan tarif yang murah yang dinilai tidak manusiawi. Selanjutnya, para pengemudi juga menuntut jaminan atau pertanggungjawaban atas keselamatan kerja pada sebagian aplikator yang hingga saat ini memiliki dukungan keamanan yang minim.
Fadli menjelaskan selain itu, bukan hanya minim dukungan keselamatan, bantuan operasional sehari-hari untuk kelancaran penyelesaian pekerjaan pengemudi juga dirasa tidak sesuai.
“Karena persaingan makin ketat, banyak aplikator jadi tidak taat aturan. Contohnya aja program Gofood Goceng dan order gabungan yang pendapatannya tidak bisa balikin modal bensin driver. Bukan hanya tarif seenaknya, beberapa aplikator seperti Maxim juga minim support keamanan driver saat bekerja karena tidak ada layanan call center, bahkan InDrive pun kantor saja ngga ada,” tutur Fadli.
Dengan itu, Godams juga menuntut pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam menertibkan para aplikator. Aplikator yang melanggar aturan tarif yang diterapkan diharapkan dapat ditindak tegas.
“Kemarin, Kemenhub mengeluarkan Permenhub mengatur tarif batas atas dan bawah. Kita minta aplikator mengikuti aturan Permenhub yang diterapkan dari Kemenhub," katanya.
Bila aturan aplikator saat ini, katanya sangat jauh dari aturan yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan Sumatera Utara. Sehingga, dia minta ke Dinas Perhubungan Sumut untuk melakukan evaluasi mengenai tarif yang diterapkan oleh aplikator.
"Mereka beralasan tidak diatur di permenhub. Kita juga minta ke dinas perhubungan mengevaluasi kembali tarif. Agar persaingan adil," katanya.
Rendy mengatakan juga menolak rencana penerapan GoRide nego karena berpotensi munculnya tarif sangat murah yang diterima dan merugikan driver. Batas bawah tarif yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini.
Ia juga meminta agar program Gofood Goceng, pengantaran makanan jarak dekat dihapuskan, karena tarif sangat murah tidak manusiawi yang diterima driver yang hanya Rp5000 per trip.
Heri, driver Maxim, meminta ada satgas resmi dari kantor Maxim, satgas yang pro drivernya yang mendampingi setiap kejadian di lapangan, bukan relawan. Ia juga meminta agar kantor maxim menyediakan operator 24 jam untuk mempermudah dalam berkomunikasi baik dari customer dan driver saat menjalankan order.
Adapun perwakilan dari massa ini diterima untuk melakukan diskusi tertutup bersama dengan perwakilan Gubernur dan juga perwakilan Dinas Perhubungan beserta dengan perwakilan dari aplikator Gojek, Grab, dan Maxim. Setelahnya, para driver bergerak menuju kantor Shopee karena tidak ada perwakilan yang hadir di pertemuan di kantor Gubernur.
Massa aksi ini, merupakan driver Ojol berasal dari Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. Menggunakan atribut lengkap ojek online masing-masing dan membawa poster tulis tolak tarif murah.
Satu jam melakukan aksi, masing-masing perwakilan aplikator dari Grab, Gojek dan Maxim menerima tuntutan yang disampaikan masa pendemo, disaksikan Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Yunus Pasodung, mewakili Pemprov Sumut.
Perwakilan manajemen Maxim Medan, Andreas mengucapkan hal yang sama, sudah menyampaikan aspirasi hak, untuk kelangsungan hidup pada driver ojek online tersebut.
"Terima kasih, atas kedatangan kawan-kawan untuk menyampaikan aspirasi merupakan suatu hak, manusia bebas menyampaikan aspirasi kepada kita, untuk kita sampaikan ke pusat. Kita akan evaluasi untuk menjawab tersebut," kata Andreas dihadapan ratusan pendemo tersebut.
Andreas mengatakan bahwa tuntutan ini, merupakan harapan dari driver Ojek Online. Ia juga berharap manajemen Maxim dapat memberikan tanggapan yang baik atas tuntutan tersebut.
"Kami juga mendengar keresahan dari teman-teman ojek online, sama-sama di jalan untuk kebutuhan hidup, kami berharap keputusan menjawab dari pertanyaan kawan-kawannya," ujar Andreas.
Usai menyampaikan aksi unjuk rasa itu, ratusan driver ojol membubarkan dari Kantor Gubernur Sumut, dengan tertib. Demo ini, mendapatkan pengawalan personil kepolisian dari Polrestabes Medan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov Sumut.