Disdik Sumut Tercatat 50 SMA Gagal Pendaftaran PDSS, Terancam Gagal Ikut SNBP 2025
- Tangkapan layar/VIVA Medan
VIVA Medan - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut mencatat sekitar 50 Sekolah Menengah Atas (SMA) gagal melakukan pendaftaran pada portal Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Hal tersebut, terancam para siswa-siswi tidak bisa mengikuti tahapan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.
Sesuai jadwal, pengisian nilai di PDSS mulai dibuka tanggal 6-31 Januari 2025 dan tambahan waktu hingga tanggal 2 Februari 2025. PDSS merupakan basis data yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan nilai rapor siswa yang memenuhi syarat untuk mendaftar SNMPTN sebagaimana yang diatur dalam Permendikbud Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana Pada Perguruan Tinggi.
"Saya turut prihatin melihat kondisi anak-anak kita khususnya yang kelas 12, akan melanjutkan ke perguruan tinggi," ucap Kepala Bidang Pembinaan (Kabid) SMA Disdik Sumut, M. Basir Hasibuan, kepada wartawan, Jumat 7 Februari 2025.
Basir menjelaskan pihak sekolah mengalami kegagalan dalam proses penginputan nilai siswa eligible pada portal PDSS, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam finalisasi data nilai siswa.
"Hari ini, banyak kita dengan informasi berdasarkan data banyak sekolah yang terlambat menginput data nilai ke PDSS. Sehingga tidak bisa melakukan pendaftaran melalui jalur SNBP," jelas Basir.
Aksi unjuk rasa ratusan siswa-siswi MAN 2 Medan terkait PDSS.
- Istimewa/VIVA Medan
Atas hal itu, Basir mengatakan Disdik Sumut, dalam waktu dekat akan menyurati Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI. Melihat banyaknya sekolah yang tidak menyelesaikan pengisian PDSS ini, Basir berharap kementerian memberikan kesempatan untuk sekolah.
"Setengah hari saja pun jadi, sehingga sekolah bisa menyelesaikan input nilai. Kasian anak-anak yang berprestasi di sekolah tersebut tidak punya kesempatan untuk mendaftar dan mengambil peluang yang ada," kata Basir.
Basir mengungkapkan berdasarkan data yang tercatat di SMA paling banyak swasta, untuk total keseluruhan ada sekitar 50 sekolah terlapor. "Kita dinas pendidikan sudah memasukkan surat permohonan ke kementerian untuk membuka kembali laman PDSS nya agar anak-anak mendapatkan kesempatan. Ada beberapa sekolah negeri yang berkoordinasi, ketika menginformasikan, kita langsung berangkatkan untuk melakukan mediasi ke Jakarta," kata Basir.
Basir mengungkapkan harapannya agar kementerian mau peduli akan permasalahan ini terlepas dari pihak siapa yang salah. Disebutnya, ada 4.000 sekolah se-Indonesia yang mimpi siswa berprestasi tersebut terkubur hanya karena kelalaian sekolah.
"Hal ini menjadi perhatian kita, sebagai bentuk empati kita. Mohon diberikan kesempatan pengisian nilai tersebut agar anak-anak punya peluang lagi. Kita tidak mau mencari-cari kesalahan baik itu dari sisi sekolah ataupun apa. Ini prihal anak bangsa yang memiliki mimpi kedepan," tukasnya.
Meskipun begitu Basir memastikan tidak akan membiarkan kesalahan sekolah. Nantinya akan ditindak sesuai prosedur. "Kami tidak akan membiarkan kelalaian sekolah, tetapi untuk hal ini kita bicara mengenai mimpi anak-anak untuk bisa mendapatkan peluang yang sama," kata Basir.