Dihadapan Komisi I DPR RI, Kadis Kominfo Beberkan Permasalahan Komunikasi dan Informasi di Sumut
- Dok Pemprov Sumut
VIVA Medan - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut membeberkan permasalahan terkait infrastruktur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang membutuhkan support dari pusat.
Hal itu, diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Ilyas Sitorus saat menerima menerima kunjungan kerja (Kunker) Anggota Komisi I DPR RI, Trinovi Khairani Sitorus di Kantor Dinas Kominfo Sumut Jalan HM Said, Kota Medan, Jumat 24 Januari 2025.
Atas hal itu, Ilyas berharap permasalahan ini, dapat disampaikan dan mendapatkan dukungan pusat untuk satu data Indonesia dan bantuan lainnya seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dapat disalurkan kepada kabupaten/kota di Sumut. “Harapan kami kendala yang ada di Sumut ini bisa diperjuangkan di tingkat pusat,” ucap Ilyas.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Terpilih Nias Utara Yusman Zega, Sekretaris Diskominfo Sumut Achmad Yazid Matondang, Kepala Bidang Persandian dan Keamanan Informasi Diskominfo Sumut Rismawati, Kepala Bidang Statistik Sektoral Diskominfo Sumut Porman Mahulae dan Kadis Kominfo Nias Utara Raradodo Waruwu.
Ilyas Sitorus menyambut baik kunjungan kerja yang dilakukan anggota DPR RI. Dikatakannya, ini merupakan kunjungan kerja pertama sekali anggota DPR RI di tahun 2025 ke Kantor Dinas Kominfo Sumut. “Kami berterima kasih atas kunjungan kerja ibu ke sini,” kata Ilyas.
Ilyas mengatakan ada beberapa permasalahan komunikasi dan informasi yang ada di Sumut. Antara lain, masih adanya beberapa daerah di Sumut yang blankspot, seperti Nias Utara. “Kita berharap ke depannya ini bisa dibantu sehingga tidak ada lagi daerah yang blankspot di Sumut,” ujar Ilyas.
Permasalahan blankspot ini, menurut Ilyas, menjadi hal yang penting, mengingat program Presiden RI yang bertujuan membangun Indonesia dari desa ke kota. Bagaimana informasi pemerintah bisa cepat sampai hingga ke desa, jika komunikasi terkendala karena blankspot. “Proses pembelajaran siswa juga terkendala karena hal ini, padahal proses pembelajaran sekarang semua sudah melalui internet,” kata Ilyas.
Ilyas juga menyampaikan harapannya kepada anggota DPR RI Komisi I yang juga secara tugas membidangi urusan komunikasi dan informasi untuk ikut menyuarakan bahaya dari judi online. Sebab, judi online akan berdampak buruk terhadap aspek finansial, sosial, psikis, kesehatan, akademik, keagamaan dan kepribadian pelakunya.
"Memang penuntasan masalah judi online ini akan sangat bergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Yang bisa menghentikannya adalah diri kita sendiri, namun perlu dukungan dari Komdigi selain mentakedown situs- situsnya juga tak kalah pentingnya memblokir marketnya,” ujar Ilyas.
Masih menurut Ilyas, sudah banyak situs judi online yang sudah diblokir pemerintah bahkan ditakedown, Namun faktanya situs judi online masih saja terus bertambah dan memenuhi ruang daring masyarakat. Oleh karenanya, Ilyas berharap melalui DPR RI Komisi I agar Komdigi juga memblokir marketnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Trinovi Khairani Sitorus mengatakan, kunjungan yang dilakukannya bertujuan untuk mendengar aspirasi Diskominfo Sumut dan daerah, terutama terkait dengan kendala komunikasi dan informasi di Sumut.
“Segala aspirasi dan keluhan yang ada di Provinsi Sumut dan daerah nantinya akan saya coba perjuangkan di pusat. Seperti ada keluhan terkait jaringan internet, ini akan kita perjuangkan dalam rapat kerja nantinya, karena masalah komunikasi ini sangat penting. Apalagi dalam menjalankan pemerintahan saat ini semua harus sudah terintegrasi dari pusat hingga ke daerah,” ujar politisi dari Partai Golkar ini.
Wakil Bupati terpilih Nias Utara Yusman Zega dalam kesempatan tersebut mengatakan, masih terdapat sekitar 42 wilayah blankspot jaringan internet di Nias Utara. Padahal di wilayah tersebut sudah terbangun tower telekomunikasi, tapi tetap saja masih ada daerah yang blankspot dan masyarakat Nias Utara masih kesulitan untuk mendapatkan akses internet.
“Saat ini sekitar 85% masyarakat Nias Utara menggunakan handphone. Namun karena masih susah jaringan, banyak masyarakat yang berkumpul di satu titik di jembatan untuk mengejar sinyal. Kami mengalami kesulitan, apalagi saat ini semua program pemerintah berbasis aplikasi, pembelajaran siswa berbasis internet. Kami mohon sekali untuk dibantu pembangunan jaringan internet di Nias Utara,” harap Yusman.