Antisipasi Dini Bencana Alam, Ijeck Dorong Pemda Perkuat Kordinasi Bersama BMKG
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Anggota DPR RI, Musa Rajekshah mendorong pemerintah kabupaten/kota hingga provinsi aktif berkordinasi dengan Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan hujan hingga diperkirakan terjadinya bencana alam pada satu daerah. Ini sangat penting agar informasi dini dapat disebarluaskan kepada masyarakat untuk waspada.
Hal ini dikatakan Musa Rajekshah karena BMKG memiliki peralatan canggih untuk memperhitungkan prakiraan hujan, angin kencang dan potensi perkiraan bencana alam lainnya. Ini dikatakannya menanggapi sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut) yang mengalami bencana alam.
"Pemerintah daerah mulai dari tingkat desa atau kecamatan untuk lebih melihat mana daerah-daerah rawan itu mensosialisasikan ke masyarakat apalagi kita kan tahu musim-musim hujan. Kita ada BMKG itu yang bisa memprediksi curah hujan daerah mana dan hampir bilang akurat," ungkap Musa Rajekshah disela-sela sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Talun Kenas Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Senin 25 November 2024.
Bencana alam menerjang sejumlah daerah di Sumut. Longsor menerjang Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka, Karo, yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa banjir bandang di Desa Martelu Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang. Juga banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan yang menewaskan 2 orang dan tanah longsor di Kabupaten Padang Lawas.
Musa Rajekshah yang merupakan anggota DPR RI Komisi V bermitra dengan BMKG, mengetahui langsung kemampuan yang dimiliki dengan peralatan untuk memprediksi cuaca. "BMKG itu kemarin paparan, hampir akurat peralatan mereka itu memprediksi. Itu artinya, pemerintah berkomunikasi koordinasi kapan akan terjadi hujan, ini yang segera hujan tinggi kita tahu daerah rawan banjir langsung bisa menyampaikan masyarakat," jelas pria yang akrab disapa Ijeck itu.
Ijeck juga mengingatkan, jika bencana alam yang terjadi harus diketahui permasalahan dari hulu ke hilir. Seperti banjir bandang dan tanah longsor patut dilihat kondisi hutan sekitar lokasi bencana alam yang terjadi. Hal lainnya, juga kondisi sungai yang juga penting untuk mengetahui perubahan fungsi.
"Kita tidak bisa hanya bercerita menyelesaikan masalah ini hanya di hilirnya saja kita lihat permasalahan hulunya. Kita tidak bisa juga menyalahkan siapapun tapi ini terjadi alam kita dengan curah hujan yang sekarang sudah ekstrim," kata Ijeck.
Kesempatan tersebut, Ijeck menyampaikan belasungkawa atas bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Sumut. "Saya turut berduka cita sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, keluarga yang tertimpa musibah bencana alam. Doa kita semua agar suasana alam kita ini bisa bersahabat dengan kita manusia dan tidak terjadi bencana alam, apalagi sampai memakan korban seperti ini," pungkas Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu.