Hendri T Simamora Blusukan ke Pasar Tradisional Onanganjang: Perlu Revitalisasi Tanpa Penggusuran
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Calon Bupati Humbang Hasundutan nomor urut 2, Dr Hendri Tumbur Simamora, SE, M.Si menyoroti kondisi pasar tradisional Onanganjang yang dinilainya perlu dilakukan revitalisasi dengan perbaikan dan pengelolaan pasar. Ini dilakukan sebagai upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Hendri yang juga Ketua DPC Gerindra Humbahas itu saat blusukan ke Pasar Onanganjang, Doloksanggul, Humbang Hasundutan, Sabtu 9 November 2024 siang. Kunjungannya itu, selain menggali berbagai aspirasi dan keluhan masyarakat pedagang, Hendri juga menyampaikan sejumlah program yang terangkum dalam visi misi, jika terpilih menjadi Bupati Humbang Hasundutan pada Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
“Makna sederhana dari pasar modern adalah tempat jual beli yang nyaman bagi para pedagang dan pembeli. Tidak harus ditunjang teknoligi super canggih, tetapi sarana dan prasarananya mendukung dan dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pedagang dan pembeli,” sebut Hendri.
Ketersediaan tempat berjualan (los), adanya akses yang memberikan kemudahan bagi pembeli dan kepastian rasa aman, baik dari ancaman kebakaran, krininalitas dan lain sebagainya. “Para pedagang yang saat ini masih menempati bahu jalan utama, layak dapat tempat jualan yang layak. Saya tidak terfikir, bagaimana para pedagang yang berjualan di trotoar jalan jika terjadi hujan. Pasti barang dagangannya terancam basah, rusak dan pasti merugi,” sebut Hendri.
Los atau lapak dagangan yang ada di dalam pasar, dari pengamatan, juga tidak lagi dapat menampung jumlah pedagang. Kondisi tersebut, tentu tidak boleh berlarut-larut. Perlu revitalisasi agar semua pedagang punya lapak sendiri berdasarkan kelompok jenis dagangannya.
“Sayuran dan kebutuhan sembako, ada lokasinya. Barang dagangan jenis lain juga begitu. Ada tempatnya. Itu akan memudahkan pembeli untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan cepat. Dengan demikian, transaksi jual-beli berlangsung mudah dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama,” tambah Hendri.
Jika lahan yang tersedia terbatas, perlu pembangunan Pasar Onanganjang yang bertingkat secara permanen. “Kebutuhan pokok pada bagian bawah, sandang atau jenis pakaian di bagian atas. Itulah perlunya pengelolaan. Jangan sampai karena revitalisasi, pedagang tersingkirkan. Harus ada regulasi yang jelas untuk melindungi mereka,” ujar Hendri.
Untuk melakukan pengelolaan dengan menyediakan sarana dan prasarana pasar yang memadai, tentu perlu biaya tidak sedikit. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan bertangungjawab menyediakannya dari alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Pemanfaatan APBD tepat sasaran ini tidak mudah. Itu hanya dapat dilakukan kepala daerah yang mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadinya. Tetapi, saya pesimis itu akan tercapai jika masih ada praktik money politik. Penyalahgunaan budaya dan tradisi Togu-togu Ro dalam Pilkada Humbang Hasundutan,” tegas Hendri.
Budaya dan tradisi Togu-togu Ro, sebut Hendri, merupakan kearifan lokal suku Batak sejak jaman dahulu. Mereka yang mampu secara ekonomi, akan tampil membantu pembiayaan untuk suatu keperluan. “Ini ciri masyarakat Batak yang suka tolong-menolong. Bagi yang mampu membantu yang membutuhkan. Ada suatu keperluan, semua saling dukung. Tetapi Togu-togu Ro ini disalahgunakan jelang Pilkada ini,” tegas Hendri.
Tujuannya, tentu untuk membeli suara calon pemilih dengan tujuan memenangkan Pilkada serentak Humbang Hasundutan 2024. “Tetapi, saya pribadi, yakin kalau masyarakat Humbahas telah tercerahkan. Sudah semakin cerdas. Karena masyarakat sudah mengerti apa dampaknya bagi masa depan Humbang Hasundutan kedepan,” papar Hendri.
Tidak hanya mencederai demokrasi, tetap lebih dari itu, harga diri masyarakat menjadi tergadai oleh uang yang sedikit. “Manfaatnya hanya sesaat, tetapi dampak negatifnya setidaknya lima tahun, karena uang yang telah diberikan kepada masyarakat, tentu akan dikembalikan dengan berbagai cara. Bisa korupsi, bisa penyelewengan bahkan mengambil hak masyarakat untuk kepentingan pribadi,” tambah Hendri.
Hendri juga menegaskan, ia dan pasangannya Yanto, telah berkomitmen tidak melakukan praktik money politic pada Pilkada Humbang Hasundutan 2024 ini. "Saya optimis menang tanpa politik uang. Masyarakat tidak berutang kepada saya, bahkan sebaliknya, saya yang berutang kepada rakyat. Jika begitu, pengabdian saya penuh untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat," sambung Hendri.
Dalam kesempatan itu, Hendri juga menegaskan komitmennya untuk tegak lurus kepada arahan dan instruksi Presiden Prabowo Subianto. "Jika saya terpilih, saya akan bekerja dengan prinsip yang tegas dan tidak terjerumus dalam praktik korupsi yang merugikan masyarakat. Untuk membangun Humbang Hasundutan, sangat penting pemerintahan yang bersih dalam pengelolaan anggaran daerah, transparan, agar tidak digunakan untuk membayar utang politik," tegasnya.
Birokrasi harus bersih, anggaran harus untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk melunasi utang politik. Dengan demikian, Humbang Hasundutan akan jaya dan mampu bersaing dengan daerah lain. Sebelum meninggalkan Pasar Onanganjang, Hendri mengajak masyarakat pedagang dan pembeli, untuk menolak politik uang demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
“Mari kita buat sejarah. Humbang bersih dari politik uang. Bersih dari praktik penyalahgunaan budaya TTR. Ini kesempatan bagi kita semua untuk sama-sama membangun Humbang Hasundutan berdaya saing dan sejahtera,” pungkas Hendri.