9 Panelis Debat Kedua Pilgub Sumut 2024, Ini Nama-namanya
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut menetapkan 9 panelis debat kedua Pilgub Sumut tahun 2024 pada debat publik kedua yang akan berlangsung di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Kota Medan, Rabu malam, 6 November 2024.
Berdasarkan data diperoleh VIVA Medan dari KPU Sumut, Sabtu 2 November 2024, kesembilan panelis tersebut, yakni Dr Maslathief Dwi Purnomo, Dr Arifin Saleh Siregar, Prof. Taufik Siregar dan Dr Edy Ikhsan. Kemudian, Prof.Katimin, Dr Wahyu Ario Pratomo, Dr Afnila, Dr Ibnu Affan, dan Dr Taufik Wal Hidayat.
Tema debat publik kedua ini fokus pada 'Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan'. Untuk subtema debat publik kedua, memajukan daerah dengan isu peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas daerah atau konektivitas sistem transportasi publik, ketersediaan akses Internet di daerah-daerah.
Kemudian, peningkatan investasi daerah atau penanaman modal, penciptaan lapangan pekerjaan, penguatan sektor pariwisata. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Subtema yang lainnya, yakni menyelesaikan persoalan daerah, dengan isu degradasi lingkungan hidup dan bencana alam atau banjir, tanah, longsor, pengelolaan persampahan, pencemaran air, tanah dan udara, ketersediaan air bersih, industrialisasi dan amdal.
Debat publik perdana Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut di Pilgub Sumut.
- BS Putra/VIVA Medan
Selanjutnya, konflik pertanahan, konflik pertambangan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi hutan, persoalan wilayah perbatasan antara pemerintah daerah. Terakhir, ketahanan pangan dan energi, inovasi teknologi pembangunan daerah dan percepatan desa mandiri. "Tema debat kedua dan juga tema debat ketiga itu, sudah dirumuskan oleh tim perumus," ucap Ketua KPU Sumut, Agus Arifin kepada wartawan.
Agus mengatakan bahwa debat publik kedua ini, melibatkan 9 panelis dari akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Sumut ini. "Panelisnya juga sudah ada 9 orang. Karena kita melihat bahwa Sumatera Utara kan untuk pemikiran berbagai pihak banyak pihak. Termasuk, juga dari kalangan akademisi tokoh masyarakat, dan profesional debat kedua nanti panelisnya sudah pasti berbeda," jelas Agus.
Debat pertama mendapatkan sorotan, karena tidak ada keterwakilan perempuan sebagai panelis di debat tersebut. Karena, 9 panelis seluruhnya adalah laki-laki. Menyikapi hal itu, Agus mengungkapkan debat kedua dan ketiga ada panelis perempuan. "Sebenarnya kita Melihatnya dari akumulasi. Bukan dari setiap debat. Nah untuk debat kedua dan ketiga, ada perempuannya sudah Sudah ada. Jadi tidak melihatnya dari setiap debat. Tapi akumulasi, sudah ada," kata Agus.
