Talas Beneng Asal Sumut Tembus Pasar Ekspor Australia

Wagub Sumut Musa Rajekshah melihat talas beneng
Sumber :

“Sejak tahun 2014 komoditas ini sudah dibudidayakan di Jawa dan diekspor. Masuk ke Sumatera itu dua tahun terakhir, selama ini talas beneng seakan-akan tidak berharga dianggap gulma tapi punya nilai ekonomi tinggi, apa yang kami beli,” ujarnya.

Apresiasi Ijeck Bawa Golkar Menang Pemilu di Sumut, Ketua AMPG : Terbukti Target Itu Tercapai

Dijelaskan John, pihaknya membeli hasil rajangan daun talas yang sudah berwarna kuning.

“Kalau bapak ibu mau produksi daun talas ini pastikan pastikan warnanya kuning, karena itu yang akan kami tampung,” jelasnya.

Ramadan Wisata Rally IMI Sumut 2024, Ijeck: Mengenalkan Tempat Sejarah di Medan

Sebelum pada proses perajangan daun talas beneng diperam 3 sampai 4 hari, kemudian dirajang dan dijemur selama 2 jam di bawah matahari.

“Sangat simpel, yang mau nanam tinggal mengelola lahannya aja buyernya ada. Kita teken mou jadi kami tak sekedar menyuruh tanam tapi kami juga siap untuk membeli,” ujarnya.

Stunting di Sumut Turun Jadi 18,9 Persen, Pj Gubsu : Kita di Bawah Nasional

John mengaku kebutuhan ekspor per bulan mencapai 10 ton sampai 20 ton. Sayangnya, lahan budidaya talas beneng di Pakpak Bharat baru mencapai 5 hektare.

“Kebutuhannya besar tapi lahannya sangat kurang, harapan kami bisa ada lahan budidaya talas beneng di Pakpak Barat 10 sampai 20 hektare. Semoga penandatanganan ini bisa menarik perhatian masyarakat dan komoditas talas beneng meningkat sehingga petani juga bisa naik kelas,” tuturnya.