Puncak Arus Balik Lebaran 2024, Berlangsung Selama 3 Hari di Sumut

Pemudik Lebaran berangkat dari Terminal Terpadu Amplas.
Sumber :
  • Dok Pemprov Sumut

VIVA Medan - Puncak arus balik Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, terjadi selama tiga hari, sejak 13 hingga 15 April 2024. Namun, arus balik ekstrim terjadi Minggu besok 14 April 2024.

Sampoerna Academy - PSSI Gelar SPK Indonesia Roadshow 2025, Ciptakan Generasi Pemimpin Masa Depan

Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara, Agustinus saat dikonfirmasi VIVA Medan, Senin 15 April 2024. Ia mengatakan hari ini, aktivitas pemudik terus bergerak dari berbagai daerah masuk ke Sumut.

"Puncak arus balik estimasi paling tinggi Minggu kemarin. Tapi, puncak arus mudik sudah terjadi sejak Sabtu, Minggu dan Senin," ucap Agustinus.

Peringatan May Day 2025, Ini Pesan Buruh di Sumut Kepada Gubernur Bobby Nasution

Agustinus mengungkapkan dalam pengamatan pihaknya, bersama Direktorat Lalulintas Polda Sumut, arus balik Lebaran lebih terurai, karena terjadi dalam periode selama tiga hari tersebut. Masyarakat yang sudah mulai bekerja dan sekolah akan pulang kembali pada Minggu. Sedangkan, Aparatur Sipil Negara (ASN) akan bergerak pulang pada Senin, karena Selasa 16 April 2024, aktivitas perkantoran sudah kembali aktif.

"Tapi, paling ekstrim pada Minggu kemarin ini. Lebih terurai Sabtu, Minggu, Senin, bisa normal volume kendaraan bermotor setelah hari Senin, ASN libur sampai hari ini," jelas Agustinus.

Gubernur Sumut Bobby Nasution Terlihat Datangi Gedung KPK, Ada Apa?

 

Pj Gubernur Sumut, Hassanudin melepas keberangkatan Bus Mudik Gratis Idul Fitri 1445 H di Terminal Terpadu Amplas.

Photo :
  • Dok Pemprov Sumut

 

Agustinus menjelaskan antisipasi pada arus balik Lebaran ini, dominasi kepadatan jalur mudik berada di objek wisata. Sehingga menimbulkan volume kendaraan bermotor melebihi kapasitas jalan. Dampaknya, terjadi kemacetan di sekitar lokasi wisata, seperti di kawasan Danau Toba, di Parapat Kabupaten Simalungun dan Berastagi, Kabupaten Karo.

Agustinus mengungkapkan aktivitas masyarakat cukup padat terjadi di kawasan Danau Toba untuk liburan Lebaran. Hal itu, terlihat volume kenderaan hingga penyeberangan di Danau Toba meningkat capai 62 persen.

"Dominan dilihat pada hari Sabtu pada lokasi wisata, luar biasa di Danau Toba untuk penyeberangan Danau Toba sudah sampai 62 persen peningkatannya," ucap Agustinus.

Agustinus bersama stekholder terkait, melakukan pengawasan dan pemantauan jalur-jalur lalulintas di kawasan objek wisata. Termasuk, melakukan pelarangan sementara kenderaan bermotor pengangkut logistik.

"Memang kita fokus, tujuan wisatawan di Berastagi dan Parapat. Kalau di Berastagi sudah jelas, ada pembatasan untuk pengangkutan barang," sebut Agustinus.

 

Pemudik Lebaran padati Stasiun Kereta Api Medan.

Photo :
  • Dok KAI Sumut

 

Agustinus menjelaskan pihaknya bersama pihak kepolisian sudah melakukan antisipasi kemacetan parah, dengan melakukan pengalihan lalulintas, seperti Pematangsiantar ke Parapat, sudah ada pengalihan jalan alternatif sebelum arah ke arah Medan di Parapat.

"Kalau macet, kalau volume Kenderaan bermotor sudah over kapasitas, bagaimana kenderaan itu terurai, dan lancar," kata Agustinus.

Agustinus menjelaskan belum 100 persen pemudik kembali ke Sumut dari berbagai daerah di Indonesia. Karena, puncak arus mudik terjadi selama tiga hari hingga besok hari.

"Kalau 100 persen pemudik balik belum, diperkirakan 100 persen, besok. Kita lihat nanti data pergerakan, setiap moda. Bisa periode pergerakan pemudik," kata Agustinus.

Agustinus mengimbau masyarakat dan pengguna kendaraan bermotor untuk tertib lalulintas, mengikuti rambu lalulintas dan arahan petugas di lapangan, untuk antisipasi terjadi kemacetan, yang parah.

"Yang penting pada prinsipnya pengguna jalan ini, kalau daerah wisata. Kalau kepadatan lalulintas, pasti terjadi itu. Trafik pasti terjadi kepadatan. Kalau terjadi Kemacetan jangan mengambil lajur lawan arah, itu akan menimbulkan kemacetan yang parah," jelas Agustinus.

Agustinus mengatakan kerap terjadi, pengguna kenderaan bermotor bila terjadi kemacetan mengambil lajur lawan arah, jadi menimbulkan macet parah.

"Kalau semua tertib, tidak mengambil lajur lawan arah, kemacetan dapat segera terurai dengan cepat. Kadang ini, enggak. Dilapis-lapis, jadi macet parah. Mengurangi yang stagnan itu sulit," jelas Agustinus.

Agustinus menambahkan dalam pemantauan aktivitas lalulintas selama arus mudik, pihak Dishub Sumut menggunakan aplikasi Google MAP hingga melakukan kordinasi antar instansi melalui virtual di Zoom Meeting.

"Monitor dengan teman-teman Polda Sumut melalui zoom, di google map kuning mendekati merah, langsung dilihat titik kemacetannya, apa penyebabnya. Sekarang lebih gampang," tutur Agustinus.