Mantan Menteri Lingkungan dan Energi Kosta Rika Kunjungi Tangkahan, Ini Tujuannya

CEO Global Environment Facility, Carlos Manuel Rodriguez (putih)
Sumber :
  • VIVA/Haris

Kedua, pembangunan infrastruktur yang strategis untuk peningkatan pelayanan dari lembaga pengelola kawasan. Ketiga, manajemen bersama. Keempat, visi atau perencanaan ke depan yang panjang untuk pembangunan Sumatera, baik konservasi maupun restorasi untuk melihat Bumi Andalas (julukan Pulau Sumatera) secara keseluruhan. 

Konsumsi BBM Pertamina Meningkat Capai 42% di Sumut Pada Mudik Lebaran 2024

"Program ini tidak hanya dikelola oleh pemerintah tapi juga banyak kerjasama dengan stakeholder lainnya, NGO, akademisi, dan lainnya," kata Carlos. 

Kedatangan CEO dan manajer program GEF tersebut didampingi Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI, Agus Rusly dan Biro kerjasama Luar Negeri KLHK, Dodi Sumardi, dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Ujang Mamat Rahmat. 

Puncak Arus Balik Lebaran 2024, Berlangsung Selama 3 Hari di Sumut

Sedangkan Kepala BBTNGL, Ujang Mamat Rahmat, mengatakan apa yang menjadi penekanan program GEF sejalan dengan prioritas KLHK yakni penurunan pengaruh dari emisi, keanekaragaman hayati, dan pemulihan ekosistem. 

"Bagaimana masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan kawasan konservasi melalui ekowisata terintegrasi. Sehingga dari kesadaran itu masyarakat dapat manfaat dari kawasan konservasi, mereka menjaga hutannya," ucapnya. 

Angkutan Lebaran 2024, KAI Sumut Telah Mengangkut 90.167 Penumpang

Oleh karena itu, kata Ujang, pihaknya menyikapi sangat serius perhatian GEF dan berharap program ini terealisasi. Harapannya program GEF juga dapat membantu TNGL salah satunya wilayah Tangkahan. 

"Kami akan kawal terus program ini karena Tangkahan salah satu model pendekatan pengelolaan kawasan konservasi yang berbasis masyarakat," jelas Ujang.