Mantan Menteri Lingkungan dan Energi Kosta Rika Kunjungi Tangkahan, Ini Tujuannya

CEO Global Environment Facility, Carlos Manuel Rodriguez (putih)
Sumber :
  • VIVA/Haris

VIVA – Tangkahan di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) menjadi perhatian Global Environment Facility (GEF/Fasilitas Lingkungan Global). GEF merupakan mekanisme pendanaan hibah untuk perlindungan keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, restorasi ekosistem, pengurangan polusi dari bahan kimia, dan limbah. 

Jalan Alternatif Langkat-Karo Longsor, Sisakan 1 Meter yang Bisa Dilalui Pengendara

CEO dari GEF, Carlos Manuel Rodriguez dan manajer program GEF, Caude Gascon, datang melihat langsung Tangkahan yang dikenal kawasan penangkaran gajah tersebut. GEF berencana menjadikan Tangkahan salah satu program dalam upaya konservasi berbasis masyarakat. 

Baca juga:

Muluskan Langkah Menuju Pilgub Sumut 2024, Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran ke NasDem

Carlos Manuel Rodriguez yang juga merupakan mantan Menteri Lingkungan dan Energi Kosta Rika, mengatakan Indonesia sangat dominan untuk mendapatkan alokasi dari 150 negara lainnya. Katanya, hal ini patut disyukuri dan kiranya berdampak pada peningkatan populasi spesies kunci Indonesia. 

"Ini bukan perjuangan kecil. Ini komitmen langsung direspons oleh GEF dengan memberikan alokasi yang besar untuk Indonesia," katanya. 

Mobil Terseret Arus Sungai Lau Kemiri di Karo, Satu Orang Ditemukan Tewas

Carlos menyebutkan, pihaknya menekankan empat hal pada program yang menjadi perhatian tersebut. Pertama, memperkuat kapasitas park ranger dengan mengedepankan edukasi dan mendampingi masyarakat melalui cara yang baik. 

Kedua, pembangunan infrastruktur yang strategis untuk peningkatan pelayanan dari lembaga pengelola kawasan. Ketiga, manajemen bersama. Keempat, visi atau perencanaan ke depan yang panjang untuk pembangunan Sumatera, baik konservasi maupun restorasi untuk melihat Bumi Andalas (julukan Pulau Sumatera) secara keseluruhan. 

"Program ini tidak hanya dikelola oleh pemerintah tapi juga banyak kerjasama dengan stakeholder lainnya, NGO, akademisi, dan lainnya," kata Carlos. 

Kedatangan CEO dan manajer program GEF tersebut didampingi Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI, Agus Rusly dan Biro kerjasama Luar Negeri KLHK, Dodi Sumardi, dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Ujang Mamat Rahmat. 

Sedangkan Kepala BBTNGL, Ujang Mamat Rahmat, mengatakan apa yang menjadi penekanan program GEF sejalan dengan prioritas KLHK yakni penurunan pengaruh dari emisi, keanekaragaman hayati, dan pemulihan ekosistem. 

"Bagaimana masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan kawasan konservasi melalui ekowisata terintegrasi. Sehingga dari kesadaran itu masyarakat dapat manfaat dari kawasan konservasi, mereka menjaga hutannya," ucapnya. 

Oleh karena itu, kata Ujang, pihaknya menyikapi sangat serius perhatian GEF dan berharap program ini terealisasi. Harapannya program GEF juga dapat membantu TNGL salah satunya wilayah Tangkahan. 

"Kami akan kawal terus program ini karena Tangkahan salah satu model pendekatan pengelolaan kawasan konservasi yang berbasis masyarakat," jelas Ujang.