Tergiur Gaji 600 Dolar Amerika di Turki, PMI Asal Karawang Jabar Malah Dijual ke Suriah

Dede Aisyah, PMI asal Karawang, Jabar, dijual di Suriah.
Sumber :
  • Kolase tangkapan layar

VIVA - Nasib pilu dialami seorang pekerja migrain Indonesia (PMI), Dede Aisyah, yang bekerja di Turki malah dijual ke Suriah. Kasus ini kini ditangani Kementerian Luar Negeri dan KBRI Damaskus.

HUT Humas Polri ke-73, Polda Sumut Gelar Donor Darah

Dede merupakan tenaga kerja wanita (TKW) asal Karawang, Jawa Barat yang diduga merupakan korban perbudakan oleh agen penyalur tenaga kerja ke Suriah.

Berdasarkan komunikasi dengan Dede, dia berangkat ke Damaskus pada awal November 2022 melalui Bandara Soekarno-Hatta, kemudian dia berpindah-pindah bekerja ke tiga majikan yang berbeda selama berada di Suriah.

Muhamad Rizki Raup Cuan dari Limbah Cangkang Telur, Warga pun Tak Lagi Cium Aroma Amis

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, Dede mengeluhkan sakit di perutnya karena beban kerja yang dirasa terlalu berat, selain itu dia pun belum lama menjalani operasi sesar sebelum berangkat ke Suriah.

Perempuan yang memiliki pengalaman kerja di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait itu mengaku harus bangun pukul 6 pagi waktu setempat dan baru bisa tidur pada pukul 2 dini hari.

Kontingen Sumut PON 2024 Dibubarkan, Pj Gubsu: Mimpi Kita Menjadi Kenyataan

Dede mengatakan ia awalnya tergiur dengan tawaran bekerja di Turki dengan gaji 600 dolar AS (hampir Rp9 juta), tetapi sesampai di Istanbul dia dijual ke Suriah dengan harga 12 ribu dolar AS (sekitar Rp179,6 juta) untuk bekerja selama empat tahun.

Ilustrasi perdagangan perempuan.

Photo :
  • istockphoto.com

“KBRI Damaskus melakukan tindak lanjut dengan menemui pihak agensi dan diperoleh informasi bahwa berdasarkan hukum di Suriah, Dede memiliki izin tinggal dan izin kerja, serta telah menandatangani kontrak kerja. Majikan meminta ganti rugi jika dia memutus kontrak,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat, Sabtu, 1 April 2023.

KBRI juga telah mengirimkan nota diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Suriah terkait permohonan bantuan penyelesaian dan penerbitan exit permit.

 “Suriah menerapkan sistem kafalah di mana majikan memiliki kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan pekerjanya untuk pulang,” kata Judha.

Selanjutnya, KBRI Damaskus telah berkoordinasi dengan otoritas Suriah untuk mengupayakan pemindahan Dede ke shelter KBRI dan mengupayakan exit permit, serta memfasilitasi kepulangannya ke Indonesia.

“Kemlu juga mendorong pertanggungjawaban hukum terhadap agen pengirim di Indonesia, berkoordinasi dengan pihak Polri,” ujar Judha.

Pada 31 Maret 2023, Kemlu bertemu dengan keluarga Dede yang menjadi korban perdagangan manusia itu di Karawang untuk menjelaskan langkah-langkah Kemlu dan KBRI untuk menangani kasus Dede. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Bupati Karawang, Polres Karawang, Disnaker Karawang, dan BP3MI.

Menurut Judha, keberangkatan pekerja migran Indonesia yang tidak sesuai prosedur makin marak terjadi. Karena itu, diperlukan penguatan langkah pencegahan sejak dari hulu.

Dede Aisyah, PMI asal Karawang, Jabar, dijual di Suriah.

Photo :
  • Kolase tangkapan layar

Pada 2022, KBRI Damaskus telah menangani kasus dan memfasilitasi pemulangan 244 pekerja migran Indonesia dalam 13 gelombang. Sejak awal tahun hingga hingga Maret 2023, KBRI telah memulangkan sebanyak 50 pekerja migran Indonesia dari Suriah.

“Seluruh kasus tersebut adalah pekerja Indonesia yang diberangkatkan tidak sesuai prosedur dan kemudian mengalami permasalahan ketenagakerjaan dan eksploitasi di Suriah,” kata Judha menjelaskan.

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id

Judul Artikel : Pekerja Migran Dede Aisyah Dijanjikan Kerja di Turki tetapi Malah Dijual ke Suriah

Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1589064-pekerja-migran-dede-aisyah-dijanjikan-kerja-di-turki-tetapi-malah-dijual-ke-suriah