Prof Ridha: Saya Ingin Jadi Pemimpin Terbaik, Bukan Pemimpin Penyuap
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Menjadi seorang guru besar bergelar profesor dan menjalani profesi sebagai seorang dokter ahli bedah syaraf berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), menjadi sebuah capaian yang diimpikan banyak orang. Namun begitu, gelar prestisius dan kenyamanan itu ditinggalkan oleh Prof Ridha Darmajaya untuk maju di Pilkada Medan 2024.
Berbicara pada ratusan warga di Posko Relawan Paul Baja BERANI (Bersama Prof Ridha-Rani), Jalan Sei Serayu No 52 Medan, Jumat, 1 November 2024. Ridha menegaskan hal itu ditinggalkannya karena ingin mempersiapkan Kota Medan menjadi tempat yang nyaman bagi anak dan generasi penerus.
“Karir saya masih ada 28 tahun lagi sebelum pensiun, saya mendapat tunjangan yang cukup sebagai profesor maupun sebagai ahli bedah saraf. Saya mendapat fasilitas untuk jalan-jalan ke luar negeri apakah untuk berwisata hingga menjalin kerjasama penelitian kesehatan. Tapi itu saya tinggalkan,” ucap Ridha, Sabtu 2 November 2024.
Calon Wali Kota Medan nomor urut 02 yang berpasangan dengan Abdul Rani ini menjelaskan, Kota Medan merupakan kota yang sangat dicintainya. Sebagai kota tempatnya dilahirkan dan tumbuh berkembang hingga kemudian menjadi tempatnya mencari nafkah, ia mengaku sangat prihatin.
“Karena semakin lama, kebijakan-kebijakan pemimpin saya lihat tidak berpihak kepada kepentingan anak cucu kita. Saya takut mereka nanti menjadi orang-orang yang dikorbankan untuk kepentingan elit tertentu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan beberapa program yang menjadi visi misinya jika diamanahkan memimpin Kota Medan. Pelayanan kesehatan dan pengentasan kemiskinan menjadi langkah awal yang menurutnya harus dibenahi agar masyarakat Kota Medan menjadi masyarakat yang tangguh dan dapat dibangun.