PKM Dosen Unimed Gelar Pelatihan Digitalisasi Karya Sastra di Kampung Nelayan Belawan
- Dok Unimed
VIVA Medan - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) melakukan pendampingan dan pelatihan digitalisasi karya sastra berupa puisi berbasis ekologi di komunitas pondok Belajar Arnila, Kampung Nelayan Seberang, Kota Medan. Tim dosen Unimed ini, melakukan kegiatan tersebut, Jumat 26 Mei 2023.
PKM ini, di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimed. Pengabdian ini turut dihadiri oleh tim dosen yakni Muhammad Anggie J. Daulay, S.S., M.Hum., Dr. Syairal Fahmy Dalimunthe, M.I.Kom. dan didampingi juga oleh Kaprodi Sastra Indonesia Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos., M.Hum., serta Kepala Sanggar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia M. Hafidz Assalam, S.S., M.A.
Ketua Tim Dosen Unimed, Dr. M. Surip, M.Si. mengungkapkan bahwa sastra di tengah gempuran era disrupsi digital harus tetap dipertahankan. Lebih jauh beliau berharap agar eksistensi sastra di pondok Belajar Arnila Kampung Nelayan seberang bisa diwujudkan lewat diinisiasinya program pengabdian ini.
"Semoga kedatangan kami di sini dapat membantu adik-adik membuat puisi hingga dapat memaksimalkannya ke dalam suatu buku antologi dan media digital seperti blog," ucap Surip dalam keterangan tertulis, Sabtu 27 Mei 2023.
Surip yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Unimed ini, menjelaskan kehadiran mereka di tengah masyarakat ini. Untuk memberikan pendampingan secara berkala sampai estimasi waktu yang telah ditentukan yakni empat pertemuan guna memantapkan luaran yang kita targetkan.
"Semoga dapat pula memberikan manfaat serta dapat mengangkat martabat desa Kampung Nelayan Seberang dalam menekuni bidang sastra dan kebudayaan," kata Surip.
Pondok Belajar Arnila merupakan suatu wadah untuk anak-anak kampung Nelayan Seberang belajar, berdiskusi, bahkan memunculkan ide kreatifnya. Pondok belajar ini didirikan oleh Arnila Melina, seorang dokter muda kelahiran 1995 yang berinisiatif mendirikan pondok belajar di wilayah Belawan dikarenakan masih banyak anak-anak di desa tersebut yang tidak mendapatkan pendidikan yang merata.