Pria Asal Medan Ditipu Saat Beli RX King di Langkat Lalu Diteriaki Rampok, Polisi Buru Pelaku

Sepeda motor RX King yang hendak dibeli korban.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

Pada waktu itu, Rafly sempat ragu dan kurang yakin jika itu Apin. "Kami masih kurang yakin. Dan teman saya bilang kalau memang unitnya ada, bawa ke sini aja (depan mesjid) kita bongkar di sini. Di jawab Apin, ngapain bongkar di sini kita ke dalam aja kan (rumah Apin) mau liat unitnya," kata Rafly.

Setelah percakapan itu, Rafly memberanikan diri untuk kerumah Apin. Sedangkan uang tunai sebesar Rp 20 juta yang bawa Rafly, ia titipkan ke temannya yang nunggu di depan masjid. Sekitar dua menit lamanya untuk tiba dirumah Apin, Rafly mengaku melihat ada dua unit sepeda motor merek RX King. "Satu RX King tahun 2003 yang mau saya beli. Satu lagi RX King tahun 80 atau 90 an berwarna putih. Tapi di situ saya juga jumpa dengan temannya Apin," ujar Rafly.

Setelah melihat sepeda motor RX King yang mau dibeli, Rafly pun menelepon temannya untuk datang dan membawa uang tersebut kerumah Apin. "Han (teman Rafly) kemari lah unitnya ada ini aman gak nipu dia, sembari saya berjalan ke depan gang untuk menjemput teman saya. Setelah itu kami melihat kondisi motor dan mesinnya dibantu Apin. Saya tanya juga ke Apin kenapa di jual sepeda motornya. Kata Apin butuh uang untuk istrinya. Di situ teman saya juga bertanya sambil bercanda, unit kek gini abang jual nanti abang nipu. Si Apin jawab gak lah ngapain aku nipu," ujar Rafly.

Tak lama kemudian, Sandi menelepon dan mengechat Rafly menanyakan jadi atau tidak membeli sepeda motornya. Sandi pun meminta Rafly untuk memberikan handphonenya kepada Apin. "Apin dan Sandi ngobrol. Tapi posisi Apin agak menjauh dari kami. Sesudah cek mesin cek rangka, kami deal sama Sandi diangka Rp 14.500.000. Dan Apin juga menyetujuinya," ujar Rafly.

Karena Rafly sudah membawa uang tunai pada waktu itu, Apin menolak menerimanya. Apin meminta Rafly untuk mentransfer ke rekening atas nama Sandi Pilatama melalui agen BRIlink. "Saya bilang saya enggak tau BRIlink di sana. Terus Apin membawa kami ke BRIlink yang lumayan jauh dari rumahnya. Waktu itu saya sudah bawa sepeda motor RX King yang mau saya beli. Sedangkan BPKB dan STNKnya masih dipegang Apin. Sampai lah kami di BRIlink, saya keluarkan uang tunai Rp 14.500.000 untuk ditransfer. Di situ Sandi mengirimkan nomor rekening ke saya dan Apin juga menunjukkan nomor rekening yang sama," ujar Rafly.

Pada saat itu Rafly menambahkan, jika Apin mulai gelisah. Apin berulang kali menelepon seseorang layaknya seperti orang panik. "Ibu di BRIlink itu bertanya ke kami berdua saya dan Apin, apa benar ini nomor rekeningnya. Saya bilang benar, Apin juga bilang benar. Terus disamakan dengan nomor rekening yang ada di handphone Apin. Kemudian ibu itu menunjukkan atasnama Sandi Pilatama dan lagi-lagi Apin bilang iya benar. Di situ saya bertanya dua kali sama Apin, apakah benar itu nomor rekeningnya," ucap Rafly.

Agen BRIlink itu pun memproses transfer tersebut. Setelah struknya keluar, Rafly pun memberikan kepada Apin. Namu menurut Rafly, Apin terlihat seperti orang kebingungan. "Tiba-tiba Apin kayak dihipnotis dengan badan penuh keringat dingin. Lalu saya berdebat lah karena saya sudah transfer atas arahan Apin. Tapi BPKB dan STNKnya tidak dikasih ke saya. Saya masih sabar ya, saya pikir mungkin jaringan dan Apin cuma duduk diam di atas motornya," kata Rafly.