3 Tahun Berturut-turut Bata Hitam Premium Raih Gold Green Label

Bangunan yang menggunakan bata hitam Reclea Brick produksi PT Surya Jaya Agung.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

Menurut Alung, sapaan akrab Siswanto Tam, Reclea Brick, bata hitam premium yang ramah lingkungan diproduksi PT Surya Jaya Agung sejak tahun 2015, telah mengantongi Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sebagai Industri Batu Bata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Kemen LHK RI) nomor SK. 337/Menlhk/Setjen/PLB.3/7/2017.

Selain itu, Reclea Brick juga telah lulus pengujian Batako Press (Bahan Fly / Bottom Ash) sesuai Standart SNI oleh Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan tahun 2014. Hingga saat ini, produk bata pasangan dinding yang diproduksi oleh PT Surya Jaya Agung yang telah memenuhi SNI, yakni Reclea Brick merupakan Bata Beton Untuk Pasangan Dinding/SNI 03-0349-1989.

"Bata hitam Reclea Brick telah mengantongi Certificate of Green Label Indonesia; lulus uji IAPMO Group Indonesia; lulus uji Lab Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan; dan memperoleh penghargaan dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dan Pemkab Serdang Berdagai di bidang industri peduli lingkungan," beber Alung.

Alung bilang, Reclea Brick merupakan produk asli buatan dalam negeri yang berteknologi canggih.

“Bata Reclea Brick diproduksi di dalam negeri dengan menggunakan teknologi canggih berasal dari negara maju, menawarkan solusi material bangunan ramah lingkungan dan berdaya tahan lama,” ungkap Alung.

Hadirnya Reclea Brick membawa konsep ramah lingkungan sebagai bahan material yang layak digunakan untuk kebutuhan perumahan atau property maupun sarana pendukung pembangunan infrastuktur.

"Reclea Brick menggunakan bahan baku dari sisa pembakaran batu bara yang mengandung senyawa dengan daya perekat tinggi dalam membuat batu bata dan semen. Reclea Brick berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, di mana hasil olahan sisa pembakaran batu bara yg diolah dengan teknologi tinggi dapat dimanfaatkan sebagai batu bata hitam yang bernilai ekonomi dan berani berubah menjadi lebih baik,” cetusnya.