Sumut Economic Outlook 2024, Bahas Gagasan Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi

Para narasumber Sumut Economic Outlook 2024 di Kota Medan.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Polda Sumatera Utara, siap memberikan ruang aman dan nyaman kepada investor dalam pengembangan investasi di Sumut. Sehingga memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang baik, dapat dirasakan masyarakat di provinsi ini.

Bobby Nasution Resmi Jadi Kader Gerindra dan Mendaftar Bacalon Gubernur Sumut

Hal itu, disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menjadi pembicara pada acara Sumut Economic Outlook 2024, berlangsung di Hotel JW Marriot, Selasa 16 Januari 2024.

"Polda Sumut, memastikan sistem keamanan dikelola dengan baik, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi di Sumut berjalan, tanpa adanya gangguan," ucap Agung.

Pedagang Curhat ke KPPU Bawang Putih Masih Mahal, Sebabkan Penjualan Menurun Drastis

Agung mengungkapkan bila tata kelola investasi di Sumut ini, sudah dilakukan dengan baik, harus diikuti dengan masyarakat mendukung. Sehingga terjadi sinergi antara kebijakan dengan publik di dalamnya.

"Publik jangan dibiarkan liar, di area-area umum, vandalisme di area umum ditindak tegas," jelas Agung.

Harkitnas 2024, Pj Gubernur Sumut Terus Dorong ASN Beri Pelayanan Terbaik

Agung mengungkapkan bahwa ruang publik harus seiring berjalan menjadi aman dan nyaman. Sehingga menciptakan kondusif di tenga masyarakat. Hal itu, menjadi penarik investor melakukan investasi.

"Kesadaran perilaku masyarakat harus terus meningkat dari waktu ke waktu dan dikelola, untuk dapat mendukung program pemerintah, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yakni bisnis dan investasi," kata Agung.

Agung mengungkapkan jangan biarkan premanisme menjadi ekosistem, yang dapat memperburuk kemajuan ekonomi di wilayah Provinsi Sumatera Utara ini.

"Juga jangan biarkan perilaku-perilaku buruk dalam perusahaan menjamur. Sehingga meruntuhkan ekosistem ekonomi," kata Agung.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sumut, Agus Tripriyono menjelaskan saat ini, perekonomian Sumut mulai pulih setelah pandemi covid-19 tahun 2019.

Namun, ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sumut belum sepenuhnya pulih seperti pada waktu sebelum terjadinya covid-19, dimana rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara 5 tahun terakhir hanya tumbuh 3.3 persen, sebelum terjadinya pandemi covid-19 rata-rata pertumbuhan ekonomi tumbuh 5.1 persen.

“Bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 3.42 persen, rata-rata pertumnbuhan ekonomi Sumatera Utara masih di bawah nasional. karena itu, kita perlu mendorong ekonomi agar tumbuh lebih tinggi diatas rata-rata pertumbuhan nasional,” ucap Agus mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin.

Pada triwulan III tahun 2023, perekonomian Sumatera Utara tumbuh 4,94 persen year on year, sama dengan pertumbuhan nasional 4.94 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Sumatera Utara triwulan III-2023 berasal dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,13 persen, selanjutnya dari pembentukan modal tetap bruto sebsar 1.59 persen, sementara ekspor mengalami kontraksi sebesar minus 0.22 persen.

“Melihat struktur perekonomi Sumatera Utara yang belum kuat, karena masih di topang oleh sektor pertanian, maka salah satu tantangan perekonomian Sumatera Utara kedepan adalah bagaimana mengupayakan transformasi struktural perekonomian melalui jalur hilirisasi,” ujarnya.

Selanjutnya dari sisi pengeluaran, perekonomian Sumatera Utara masih ditopang utamanya dari konsumsi rumah tangga sebesar 50,15 persen, kemudian ekspor sebesar 36.64 persen dan selanjutnya adalah dari pemembentukan modal tetap bruto atau investasi sebesar 29.52 persen.

Kepala Perwakilan Harian Bisnis Indonesia Wilayah Sumut dan Aceh, Irsad , mengatakan diadakannya pertemuan ini adalah untuk membahas bagaimana Sumut menghadapi tantangan pertumbuhan perekonomian, dimana tahun 2024 adalah tahun politik, akan adanya pemilihan umum.

“Kita berharap dengan adanya Pemilu atau tahun politik ditahun ini tidak membuat pertumbuhan ekonomi kita menurun. Sehingga diperlukan banyaknya kolaborasi, dan kerjasama dengan stakeholder di tiap daerah khusus Sumut,” katanya.

Secara umum, struktur ekonomi di Sumut masih ditopang secara dominan oleh kategori pertanian dengan akselerasi sebesar 23,47 persen, lalu diikuti perdagangan 18,91 persen, industry pengolahan 18,60 persen, konstruksi 12,93 persen, dan transportasi 5,01 persen.

“Di acara ini mudah mudahan kita, dapat melihat bagaimana kita dapat menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi di Sumut dan bagaimana solusi yang akan didapat,” jelasnya.