Plus-Minus Sistem Pemilu Terbuka Tertutup, Ini Penjelasan Pengamat Politik Arifin Saleh Siregar

Pengamat Politik Sumut, Arifin Saleh Siregar.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Sistem Pemilu proporsional terbuka dan tertutup, yang kini mendapat sorotan dan perdebatan di tengah publik, masing-masing memiliki nilai plus dan minus atau memilik kekurangan dan kelebihan, bagi demokrasi di tanah air ini.

Pilkada Langkat, Rizky Yunanda Sitepu Daftarkan Diri ke Tujuh Parpol

Hal itu, disampaikan oleh Pengamat Politik Sumut, Dr Arifin Saleh Siregar saat dikonfirmasi VIVA, Selasa 6 Juni 2023. Ia menjelaskan bila Pemilu berlangsung secara tertutup akan menguntungkan partai-partai besar. Mereka bisa siapkan siapa-siapa saja Calon Legislatif (Caleg) nantinya.

"Disisi lain, mengurangi keterbukaan dan partisipasi, masyarakat memilih. Akan muncul ketidakpedulian masyarakat terhadap Pileg. Karena, dicoblos partai politik, tidak lagi nama dan tidak lagi orang," jelas Arifin.

Pj Gubernur Sumut Kampanyekan Pilkada 2024 Aman, Damai dan Sejuk

Arifin yang menjabat sebagai Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu, mengatakan bila pemilu dilaksanakan terbuka, memungkinkan menguntungkan kepada Caleg dan siapa memperoleh suara terbanyak langsung duduk.

Kantor KPU Provinsi Sumut Kapan Perintis Kemerdekaan, Medan.

Photo :
  • BS Putra/MEDAN VIVA
Kasus Suap Bupati Labuhanbatu, KPK Sita Pabrik Sawit dan Bangunan Diduga Kantor NasDem Milik Erik

"Saya melihat dari sisi lain, kita terjebak dengan isu terbuka atau tertutup ini, terus tergiring ke sana. Seharusnya, kita persoalkan kualitas Calegnya. Bukan terbuka atau tertutup," sebut Arifin.

Arifin mengungkapkan bahwa masyarakat harus melihat kualitas Calegnya, apa mereka menjalankan fungsi dan tugasnya secara maksimal. Tidak ada jaminan juga mereka tidak korupsi. Hal itu, semua harus dibahas bersama untuk kedepannya.

Halaman Selanjutnya
img_title