Besok Seribuan Driver Ojol Demo Kantor Gubernur Sumut, Ini Tuntutannya
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Seribuan driver ojek online (Ojol), yang tergabung dalam Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (GODAMS), akan melakukan aksi unjuk rasa damai di Kantor Gubernur Sumut dan sejumlah kantor aplikator di Kota Medan, Selasa besok, 7 November 2023.
"Pertama kita akan berkumpul dengan titik kumpul di Taman Makam Pahlawan Medan. Ada seribu driver Ojol ikut serta dalam aksi ini, berasal dari Medan, Deli Serdang, Binjai, dan Langkat," sebut Ketua Umum GODAMS, Agam Zubir kepada VIVA Medan, Senin 6 November 2023.
Dalam aksi Ojol Sumut Bersatu ini, Agam menjelaskan tuntutan mereka pada aksi besar besok, dengan tuntutan menolak progam dan sistem kerja aplikator yang menerapkan tarif atau argo murah, tidak manusiawi kepada driver Ojol.
"Kita juga meminta kepada Pemprov Sumut, beserta jajaran terkait, segera menerbitkan Perda atau Pergub sebagai regulasi dan payung hukum Ojol, guna mengatur dan pengawasan kepada aplikator, yang beroperasi di wilayah Sumut," ucap Agam.
Tuntutan driver ojek online Godams.
- Tangkapan layar Instagram Godams
Agam mengungkapkan dalam aksi ini, juga menuntut pemerintah agar menindak para aplikator yang tidak memberi jaminan keselamatan bekerja dan penanganan atas mobilitas kerja para driver Ojol.
"Mencabut izin operasional aplikator yang tidak bersedia membuka kantor layanan di Kota Medan," sebut Agam.
Agam mendorong Pemprov Sumut dan DPRD Sumut, dapat bersinergi menyelesaikan masalah ini dengan baik kedepannya, seperti diharapkan para driver Ojol tersebut.
"Pasti akan selesai tanpa harus mencari alibi, menghindar dan upaya lepas tanggung jawab seperti yang selama ini terjadi," tutur Agam.
Aksi unjuk rasa ini, Agam menjelaskan didasari denganĀ keperihatinan dan keresahan, yang terus dialami oleh para driver online. Khususnya, ojol yang semakin terpuruk atas semakin kompleksnya masalah yang muncul akibat kebijakan-kebijakan sepihak para Aplikator layanan jasa pengemudi online saat ini.
"Terutama program dan sistem kerja yang di terapkan cenderung merugikan driver. Baik dari segi pendapatan yang terus menurun dan tidak menentu karena tarif yg di terima driver semakin kecil dan pembagian alokasi order atau demand, yang tidak sesuai dengan kapasitas driver atau supply di lapangan," jelas Agam.
Agam mewakili peserta aksi unjuk rasa, memohon maaf kepada masyarakat Kota Medan. Karena, akan berimbas dari aksi dengan timbulnya kemacetan di sejumlah jalan di titik demo nantinya.