Tekan Angka Kecelakaan, Dishub Sumut dan MTI Tingkatkan Kemampuan Pengemudi Bus

Pelatihan keselamatan dan inklusivitas untuk pengemudi angkutan umum perkotaan Mebidang.
Sumber :
  • Aris Dasril/VIVA Medan

VIVA Medan - Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menggelar pelatihan pengemudi bus. Pelatihan ini diharapkan berarti dalam menekan angka kecelakaan di Sumut yang masih cukup tinggi, dengan 4 sampai 5 orang meninggal dunia setiap harinya.

Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera, Dr. Agustinus Panjaitan dihadiri Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Sumut, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumut Kompol Rika S. Sigalingging dan Ketua DPD Organda Sumut, Prof. Haposan Siallagan serta perwakilan Jasa Raharja dan Operator bus di Hotel Le Polonia Medan, Kamis 31 Oktober 2024.

Pelatihan diikuti oleh 50 pengemudi angkutan umum perkotaan mulai pengemudi angkutan kota hingga pengemudi bus. Kegiatan ini didukung oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan Clean Air Asia sebagai pelaksana program UKPact Future Cities di dalam konsorsium program yang dipimpin oleh University of York.

“Ada 50 pengemudi yang sudah hadir di kegiatan yang kami rasakan sangat penting, khususnya kita akan mengembangkan angkutan perkotaan di seputar Medan. Kami atas nama Pemerintah Provinsi, kami berterima kasih, hari ini konsorsium MTI, Clean Air Asia dan UK Pact Future Cities, mengumpulkan kita, inline dengan upaya kami mewujudkan keselamatan,” ujar Kadishub Sumut, Dr. Agustinus Panjaitan.

Kadishub Sumut, Agustinus Panjaitan.

Photo :
  • Aris Dasril/VIVA Medan

Agustinus menyatakan, masalah keselamatan di Sumatera Utara masih memerlukan perhatian berbagai pihak. Setidaknya 4-5 orang menjadi korban di jalan raya. “Setiap hari, 4 sampai 5 nyawa hilang di jalan raya Sumut dengan didominasi usia produktif. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme pengemudi, sehingga angkutan umum menjadi layanan yang aman dan nyaman dan dapat diakses termasuk orang tua, anak-anak dan dan yang berkebutuhan khusus,” ungkap Pjs Bupati Toba itu.

Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian MTI, Aditya Dwi Laksana mengungkapkan, pihaknya mendorong Pemerintah Daerah Sumatera Utara untuk menyediakan transportasi perkotaan yang aman dan nyaman. Tentunya, agar masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

“Kami mendukung pelatihan ini dalam rangka menyambut program pemerintah terkait transportasi perkotaan yang dikenal dengan Aglomerasi. Secara kebetulan di Medan ini Mastran Bus Rapid Transit (BRT) Mebidang di kawasan yang meliputi Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang, sudah diluncurkan pemerintah Provinisi Sumatera Utara April lalu. Kami ingin membantu Dinas Perhubungan Sumatera Utara mencetak pengemudi bus perkotaan yang memprioritaskan keselamatan masyarakat,” ujar Aditya Dwi Laksana.

Dalam Grand Design Pembangunan Transportasi Mebidang, Dishub Provinsi Sumut tengah mengevaluasi berbagai opsi, mulai dari BRT, LRT Line, MRT, hingga Tramway. Bersama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan RI, direncanakan ada 17 koridor angkutan massal terintegrasi. Targetnya, proyek ini akan beroperasi penuh pada tahun 2027 dengan 515 bus listrik yang melayani 17 rute dan 32 halte besar di seluruh Medan, Binjai, dan Deli Serdang.

“Pelatihan ini adalah salah satu inisiatif dari berbagai program kami untuk mendukung transportasi rendah karbon yang inklusif di Indonesia. Kami melihat bahwa keselamatan penumpang, pengguna jalan, dan juga pengemudi kendaraan transportasi umum penting agar kendaraan umum dapat menjadi pilihan utama yang aman, nyaman yang dapat digunakan oleh masyarakat," kata Direktur Clean Air Asia Indonesia, Ririn Radiawati Kusuma.

Pelatihan keselamatan dan inklusivitas ini diikuti 50 pengemudi bus dan angkutan kota.

Photo :
  • Aris Dasril/VIVA Medan

"Kami harapkan pelatihan ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi seluruh pengguna jalan dan juga menjadi awal dari serangkaian pelatihan yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lain,” tambah Ririn Radiawati Kusuma.

Selama pelatihan, pengemudi bus mendapat pembekalan dari teknis keselamatan berkendara dari Hino Indonesia dan Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional/GAUN untuk akses disabilitas. Pengemudi diharapkan bisa memahami teknik dasar mengemudi yang aman dan selamat, mulai bagaimana mempersiapkan kendaraan sebelum beroperasi, mengidentifikasi kerusakan, mengemudi yang efisen hingga mengendalikan kendaraan.

Dari sisi akses pengguna disabilitas, GAUN memaparkan bagaimana pengemudi bisa melayani masyarakat yang membutuhkan akses khusus. Beberapa anggota GAUN di Medan juga akan dilibatkan untuk mendekatkan kondisi riil yang harus dihadapi pengemudi agar akses disabilitas bisa terpenuhi dalam layanan transportasi publik.

Sementara itu, Ketua DPD Organda Sumut, Prof Haposan Siallagan menilai sudah saatnya pengusaha bus beralih ke peingkatan kualitas pelayanan. Diharapkan kualitas layanan yang baik bisa menarik masyarakat untuk naik angkutan umum.

“Terima kasih MTI salah satu asset kami di Organda, yaitu pengemudi, dikumpulkan di sini, diberikan pelatihan. Karena seperti disampaikan pak Kadishub, jumlah kematian sangat tinggi. Semoga pelatihan-pelatihan ini sangat diperlukan. Pelatihan ini perlu dimanfaatkan, kesempatan tidak datang setiap saat. Meski pelatihan singkat pasti satu saat nanti diperlukan, dirasakan manfaatnya,” ungkap Prof Haposan.