Diduga Sebarkan Berita Hoax, Penasehat Hukum Masinton Laporkan Waket DPRD Tapteng ke Polisi

Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu, saat membuat laporan ke Polda Sumut.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Tim Penasehat Hukum Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Pasaribu-Mahmud Efendi (MAMA) melaporkan Wakil Ketua dan anggota DPRD Tapteng, Camelia Neneng Susanti Sinurat dan Arimitara Halawa ke Polda Sumut.

Tim Penasehat Hukum MAMA, melaporkan Camelia dan Arimitara ke Polda Sumut, Selasa 8 Oktober 2024. Dengan nomor : STTLP/B/1398/X/2024/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA. Dimana laporan tersebut, menyebut Arimita dan Camelia menyebarkan informasi, berita bohong atau hoaks kepada publik, melalui pemberitaan di media massa, yang dinilai merugikan Masinton.

Arimitara Halawa dan Camelia Neneng dilaporkan Tim Penasehat Hukum Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi (MAMA) ke Polda Sumut. "Hari ini kita resmi melaporkan Bapak Arimitara Halawa dan Ibu Camelia Neneng. Karena kita menduga telah menebar berita bohong atau hoax yang mengakibatkan pencemaran nama baik Masinton Pasaribu yang saat ini maju sebagai calon Bupati Tapanuli Tengah," sebut Tim Penasehat MAMA, Joko Pranata Situmeang.

Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis.

Photo :
  • Instagram Masinton Pasaribu

Joko mengungkapkan bahwa informasi disampaikan Arimitara tidak sesuai dengan fakta yang menarik baju Camelia hingga kancing bajunya putus di tempat Kuliner Durian, di Kota Medan. "Itu berita kita duga, sengaja didramatisir. Katanya bajunya di tarik hingga kancing baju lepas, padahal disana banyak saksi yang melihat kejadian. Tidak ada kancing yang lepas. Makanya kita melaporkan ibu Neneng ini," ucap Joko.

Joko menjelaskan di lokasi kuliner tersebut, banyak saksi mata melihat dan tidak ada Masinton yang menarik baju Camelia. Dia mempertanyakan bila kancing baju ditarik, kenapa harus sampai di rawat di RSUD Pirngadi Medan. "Aktingnya kurang rapi, karena di TKP ada Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Pak Rapidin Simbolon, ibu Sorta Siahaan, ibu Sarma Hutajulu, Disman Sihombing, Dennis Simalango dan masih banyak lagi. Tapi kok bisa ya kancing baju katanya copot, tapi orangnya opname. Sudah lah, sudahi semua sandiwara itu karena dapat merugikan diri sendiri," ucap Joko dengan tegas.

Sebagai informasi Camelia merupakan Bendahara DPC PDIP Kabupaten Tapteng. Sedangkan, Arimitara adalah anggota DPRD Kabupaten Tapteng dari Fraksi PDIP. Diberitakan sebelumnya, Arimitara Halawa, mengatakan bahwa mereka baru selesai mengikuti Rakerdasus digelar oleh DPD PDI Perjuangan Sumut, di Hotel Adimulia, Medan, Minggu 6 Oktober 2024.

Setelah mereka mendatangi tempat kuliner durian di lokasi kejadian pada malam harinya. Kemudian, bertemu dengan Masinton di TKP tersebut. "Jadi sepulang Rakernas kami pergi ke bolang durian, kami ke situ makan durian. Karena sudah malam, kami pamitan mau pulang, di situ ada Pak Masinton, ada sekretaris PDIP Tapteng," sebut Ari kepada wartawan, di RSUD Pirngadi Medan, Senin 7 Oktober 2024.

Singkat cerita, Camelia pamit pulang. Masinton memanggil beberapa orang kader PDIP dan menuding bahwa mereka tidak mendukung pencalonan atas dirinya menjadi calon Bupati. "Pak Masinton kemudian memanggil kami 'sini dulu kalian'. Setelah kami datang, kami ditanyai 'kenapa kamu tidak tegak lurus' dia tanya sama saya. Kenapa pak, saya bilang, 'nggak usah kau bawa-bawa lambang PDIP itu, kalau kau tak mau jujur', siap pak saya salah saya bilang gitu," ucap Ari menirukan percapakan dengan Masinton.

"Saya selama ini saya nggak tahu informasi bagaimana kegiatan di DPC, makanya saya tidak ikut-ikutan," kata Ari kembali.

Ari mengatakan Masinton korban untuk membuka seragam PDIP yang kenakan bila tidak tegak lurus dalam perintah partai. "Ibu Camelia ini di datangi sama pak Masinton sambil bertanya, 'kenapa kau tidak tegak lurus', 'buka baju mu itu, kalau kau tak mau tegak lurus', katanya sambil mencengkeram bajunya (korban) sampai putus kancing baju itu," kata Ari.

Katanya, saat itu korban hanya terdiam setelah kancing bajunya terbuka dan beberapa saat kemudian korban pun sempat histeris. "Waktu kami pamitan pulang, kakak (korban) ini macam histeris dia nangis, sambil telponan sama suaminya yang akhir kata suaminya minta untuk melapor ke Polisi," jelas Ari.

Ari mengatakan tidak mau mendukung Masinton sebagai Calon Bupati Tapteng, tidak ada komunikasi pada dirinya dan korban sendiri. "Seolah-olah kami tidak mendukung perjuangan pak Masinton ini. Nah selaku saya pribadi sendiri, bukan saya tidak mau membantu hanya saja di samping saya anggota DPR, kan saya sibuk pulang kerja dan sudah ada pemberitahuan tentang kegiatan apa yang mereka lakukan setiap harinya," jelas Ari.