Wisuda 4.101 Lulusan, Rektor USU: Disiplin, Kesabaran dan Usaha Keras Kunci Keberhasilan

Rektor USU, Prof Muryanto Amin saat memimpin prosesi wisuda.
Sumber :
  • Dok USU

Rektor USU juga membahas tentang fenomena disrupsi dalam dunia pendidikan dan industri. Ia menegaskan bahwa disrupsi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk cara industri merekrut dan mengelola tenaga kerjanya.

Menurut Rektor, industry saat ini tidak hanya mencari ijazah, tetapi kemampuan berpikir sistematis, keterampilan komunikasi, dan keahlian khusus. Ini menuntut seseorang untuk terus melakukan reskilling dan berinovasi.

Mengacu pada data LinkedIn 2023, Rektor menjelaskan, keterampilan kerja inti yang dimiliki saat ini mungkin tidak lagi relevan lima tahun ke depan. Hal ini menekankan perlunya reskilling dan pembelajaran berkelanjutan untuk tetap kompetitif di pasar kerja.

"Sebanyak 1/3 dari yang dipelajari di tahun pertama akan sangat berpotensi menjadi usang setahun setelah kelulusannya. Begitu juga bagi para pekerja yang dipekerjakan pada tahun 2020, mereka hanya memiliki 66% keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang sama di tahun 2025 (Linkedin, 2023)," kata Muryanto.

"Data itu menjelaskan bahwa mahasiswa, para lulusan perguruan tinggi dan pekerja sangat memerlukan reskilling untuk berinovasi, agar mereka bisa bertahan dan menjaga keseimbangan kebutuhan industri. Industri membutuhkan calon atau para pekerja yang selalu memberikan solusi dan inovasi untuk mengembangkan produk layanannya," ucap Muryanto kembali.

Rektor juga membahas pentingnya inovasi dan adaptasi dalam industri dengan mencontohkan kisah Nokia. “Nokia pernah menjadi pemimpin pasar dengan slogan 'connecting people'. Namun, ketika industri beralih ke sistem komunikasi data dan Nokia gagal beradaptasi, mereka kehilangan pangsa pasar. Ini adalah pelajaran berharga bahwa lifelong learning dan inovasi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Muryanto menyoroti pentingnya memahami beberapa pelajaran berharga selama masa transisi setelah lulus dari perguruan tinggi, yang disebut sebagai "graduate lessons." Dalam pidatonya, Rektor mengungkapkan bahwa konsep kemudahan sering kali menyesatkan dan dapat menyebabkan frustrasi. Tidak ada cerita sukses yang hanya didapatkan karena bakat semata. Banyak orang sukses karena kerja keras dan ketabahan mereka.