Diskusi dengan Hiswana Migas Sumut, KPPU Singgung Gas 3 Kg Dijual di Atas HET

Diskusi KPPU dengan Hiswana Migas DPC Sumut.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I memanggil dan berdiskusi dengan Hiswana Migas DPC Sumatera Utara, terkait dengan sempatnya terjadi kekosongan pasokan gas elpiji 3 kilogram, beberapa waktu.

Hiswana Migas DPC Sumut, selaku asosiasi pelaku usaha yang memiliki peran sebagai wadah komunikasi dengan Pertamina Persero dan Sub-holding Pertamina sekaligus sebagai operator pangkalan yang membawahi wilayah Kabupaten Asahan, Tanjung Balai dan Kabupaten Humbang Hasundutan. 

Diskusi tersebut, dihadiri langsung oleh Ketua Hiswana Migas DPC Sumut, Haris Razali didampingi jajarannya antara lain, M. Darma, Muhammad Suwandi, Indah Sari dan Fitri Karo.

Kepala KPPU Kantor Wilayah I, Ridho Pamungkas menjelaskan bahwa memang penyediaan dan pendistribusian LPG sudah ada aturannya berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG.

Namun, Ridho mengungkapkan fakta di lapangan di beberapa daerah terjadi kelangkaan dan menyebabkan harga jual di konsumen di atas HET. Hal tersebut, dapat menjadi salah satu penyumbang inflasi di Provinsi Sumatra Utara, khususnya Kota Medan.

 

Penyaluran gas elpiji 3 kg.

Photo :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

 

“Dari data yang kami peroleh dari Pertamina, realisasi penyaluran LPG 3 kg di Kota Medan dan Deliserdang mengalami penurunan dari bulan Mei ke bulan Juni, dimana justru di bulan Juni, permintaan masyarakat sedang tinggi karena adanya libur Idul Adha, ini yang disinyalir menjadi penyebab terjadinya kelangkaan dan panic buying,” kata Ridho dalam keterangan tertulis, Rabu 2 Agustus 2023.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Hiswana Migas DPC Sumut, Haris Razali mengatakan bahwa untuk wilayah Sumut, tidak ada penyaluran secara fakultatif dari Pertamina ke agen di hari libur. Artinya, pengiriman LPG justru berhenti ketika tanggal merah atau libur nasional. Akibatnya stok LPG bersubsidi di pangkalan di hari besar Idul Adha kemarin banyak yang kosong.

Haris Razali mengatakan isu kelangkaan LPG 3 Kilogram berawal dari kelangkaan yang hanya dialami di beberapa Kecamatan di Kota Medan, terutama yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deliserdang. 

“Di Kota Medan terdapat 1.300 pangkalan dan 40 persen pangkalan stoknya kosong dan hanya terjadi di beberapa kecamatan tertentu, namun isu tersebut tersebar cepat lewat media. Akibatnya terjadi panic buying sehingga masyarakat yang biasanya memiliki tabung cadangan, mengisi full seluruh tabung miliknya. Disamping itu, masih ditemukan adanya indikasi LPG 3 Kilogram yang dioplos menjadi LPG 5 Kilogram dan 12 Kilogram,” ujar Haris.

 

Penyaluran gas 3 kg.

Photo :
  • Dok Pertamina Sumbagut

 

Haris juga menambahkan bahwa berdasarkan monitoring lapangan yang telah dilakukan oleh Hiswana Migas hingga saat ini, dipastikan bahwa stok LPG 3 kg  di pangkalan sudah tersedia. Dimana kuota yang diberikan oleh Pertamina saat ini mencapai 108 persen artinya sudah overlap sebesar 8 persen.

”Dampak kelangkaan yang dirasakan hingga saat ini salah satunya karena belum diimplementasikannya subsidi tepat sasaran. Sudah ada aturan peruntukan subsidi dari pangkalan, yakni 80% untuk masyarakat dan 20% untuk pedagang eceran, namun pelaksanaan di lapangan sulit dilaksanakan. Saya khawatir karena aturannya membuka celah penyelewengan, nantinya agen atau pangkalan yang harus menanggung sanksinya,” ungkap Haris.

Atas hal itu, Ridho meminta masyarakat tidak perlu panik lagi sebab ketersediaan gas di pangkalan sudah kembali normal.

"Selain itu, menghimbau kepada masyarakat yang menemukan ada penyalahgunaan penyaluran gas bersubsidi ini untuk melaporkan kepada aparat, Pertamina atau Hiswana Migas," tutur Ridho.