Gubernur Edy : Direktur Bank Sumut Bisa Dimintai Uang Oleh Ajudan, Saya Tak Tahu

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dihadapan jajaran komisaris, direksi, dewan pengawas dan staf Bank Sumut.
Sumber :
  • Dok Pemprov Sumut

VIVA Medan - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi membeberkan alasan dirinya menonaktifkan Direktur Utama (Dirut) Bank Sumut, Rahmat Fadillah Pohan. Hingga akhirnya, Rahmat mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Gurbernur Edy juga membantah telah mencopot atau memecat Rahmat dari jabatan sebagai Dirut Bank Sumut. Namun, ada proses pemeriksaan di Inspektorat Sumut, sehingga ia harus dinonaktifkan.

"Berapa persen saham ku, 49 persen, (saham) tertinggi. Tidak pernah aku mengganggu. Tadi malam pun, DPRD (Sumut) masih ngomong. Gubernur memecat dan mencopot Pohan," sebut Gubernur Edy saat memberikan arahan dan bimbingan kepada Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan staf Bank Sumut, di Aula Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Selasa 23 Mei 2023.

Gubernur Edy mengungkapkan sumpah dengan menyebut nama Allah atau demi Allah tidak ada, mencopot atau memecat Rahmat dari jabatannya sebagai Dirut Bank Sumut.

"Demi Allah, saya tidak mencopot dia. Demi Allah, sumpah paling tinggi adalah demi Tuhan, demi Allah," sebut mantan Ketua Umum PSSI itu.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi pimpin RUPS Bank Sumut.

Photo :
  • Pemprov Sumut

Edy Rahmayadi menjelaskan kenapa dirinya menonaktifan Rahmat, karena ketahuan dimintai uang oleh ajudan Gubernur Sumut, berulang kali. Hal itu, membuat mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, marah besar.