Memprihatinkan Bangunan SD di Paluta Sumut, Miliki 2 Kelas dengan Fasilitas Tak Layak

Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar melihat kondisi SD Negeri 100420 di Kabupaten Paluta.
Sumber :
  • Ombudsman Sumut

"Tempatnya ya di sini, di Simpang PT ini. Tanah pertapakannya saya hibahkan," tegas Mahyudin.

Sampoerna Academy - PSSI Gelar SPK Indonesia Roadshow 2025, Ciptakan Generasi Pemimpin Masa Depan

Menurut Mahyudin, pembangunan gedung sekolah baru ini atas swadaya masyarakat.

"Tanah pertapakannya saya hibahkan. Lalu, warga lain ada nyumbang seng, papan, dan lain-lain. Akhirnya, jadilah seperti ini. Hanya dua ruang kelas. Itupun masih ada warga yang berutang karena menyumbang untuk membangun gedung sekolah ini," kata Mahyudin.

SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan Gelar Pelatihan Barber, Dorong Peningkatan Kompetensi Guru

Baik Dedi, Riki, Manahan dan Mahyudin serta para orangtua siswa, berharap agar Pemkab Paluta menetapkan sekolah Kelas Jauh (filial) ini sebagai sekolah baru. Artinya benar benar berdiri sendiri dan tidak lagi berinduk pada sekolah induk SD Negeri 100420 Desa Singanyal. Karena sebetulnya, lanjut Dedi dan Riki, jumlah siswa/i di SD Negeri 100420 Kelas Jauh (filial) ini justru lebih banyak dibanding di sekolah induk.

"Saat ini siswa di SD Kelas Jauh (filial) ini sebanyak 41 orang. Sementara jumlah siswa di SD Induk hanya 17 orang. Jadi, sangat beralasan bagi Pemkab Paluta menetapkan SD Negeri Kelas Jauh (Filial) Desa Singanyal ini sebagai sekolah baru," harap Mahyudin.

Ini Lima Jalan Rusak Berat, yang Segera Diperbaiki Pemko Medan

Para orang tua siswa juga mengaku, pendirian sekolah jarak jauh (filial) ini berawal pada tahun 2009. Ini disebabkan terlalu jauhnya sekolah induk dari perkampungan penduduk.

"Jarak perkampungan penduduk ke sekolah induk SD Negeri 100420 Desa Singanyal, mencapai 10 Km. Sementara kondisi infrastruktur jalan sangat rusak parah," tegas Mahyudin.

Halaman Selanjutnya
img_title