Bursa CPO Indonesia Takut ke MDEX, Petani Sawit : Merdeka
- Istimewa/Facebook
Ilustrasi panen sawit.
- Istimewa/Facebook
Selanjutnya Didid mengatakan bahwa Indonesia memang produsen CPO terbesar, tapi MDEX sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan sudah memiliki banyak pengalaman, Ia pun mengakui bahwa benchmark Bursa CPO Indonesia adalah MDEX di Malaysia sehingga pihaknya memilih jalur kolaborasi, ujarnya memberi alasan.
Gulat menyebutkan, bahwa Bappebti adalah unsur pendukung pada Kementerian Perdagangan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perdagangan. Ia menyinggung, apakah statemen Kepala Bappebti tersebut sudah sepengetahuan Mendag.
"Karena beberapa hari lalu Pak Mendag masih yakin dengan statemen-statemen seperti beberapa bulan yang lalu yaitu Indonesia harus memiliki bursa sendiri dan tidak boleh lagi mengekor ke Malaysia dan Roterdam dan akhir Juli Bursa CPO akan tayang," sebutnya.
Ketua APKASINDO Provinsi Sumatra Utara Ir. Gus Dalhari Harahap, pun menyatakan kekagetannya atas keputusan tetap ngekornya Indonesia ke harga CPO Malaysia tersebut.
"Kalau alasannya Kepala Bappebti adalah karena MDEX sudah lebih berpengalaman sejak 20 tahun lalu, maka sepuluh tahun lagi akan kembali keluar pernyataan Kepala Bappebti bahwa MDEX sudah 30 tahun lebih berpengalaman, gak mungkin kita melawan, dan demikian selanjutnya," tegasnya.
Sangat disayangkan ‘nasionalisme’ Kepala Bappebti, padahal petani sawit sudah dengan sabar menanti sampai akhir bulan Juli.