Hendri T Simamora: Jangan Gunakan Budaya Togu-togu Ro Beli Suara Masyarakat Humbahas

Calon Bupati Humbahas nomor urut 2, Hendri Tumbur Simamora bersama tim pemenangan deklarasi tolak money politic.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Calon Bupati Humbang Hasundutan nomor urut 2, Dr. Hendri Tumbur Simamora, SE, M.Si serukan masyarakat tolak politik uang atau money politic. Ia juga mengajak masyarakat untuk berpikir cerdas agar tidak terjebak budaya dan tradisi memberi uang (togu-togu ro) dalam Pilkada serentak Humbang Hasundutan 2024.

Ajakan itu disampaikan Hendri dalam acara Deklarasi Tolak Money Politic Pilkada Humbang Hasundutan yang ditayangkan secara langsung (live streaming) dari Rumah Pemenangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Humbang Hasundutan, nomor urut 2, pasangan Dr. Hendri Tumbur Simamora, SE, M.Si – Ir. Yanto Sihotang, Doloksanggul, Jumat 8 November 2024 malam.

“Saya optimis menang dalam Pilkada Humbang Hasundutan nanti, karena saya yakin dan percaya, masyarakat Humbang Hasundutan sudah cerdas dalam menentukan pilihannya,” ujar Hendri.

Money Politic atau yang kerap dikenal dengan istilah TTR, tidak hanya membeli harga diri masyarakat calon pemilih, namun juga merusak tatanan masyarakat dan integritas demokrasi. “Siapa yang tidak suka uang. Semua butuh uang. Baik itu untuk keperluan sehari-hari atau lainnya. Tetapi, masa depan Humbang Hasundutan lima tahun kedepan jangan sampai digadaikan,” pesan Hendri.

Hendri mengatakan, TTR merupakan budaya dan tradisi yang melekat pada suku Batak sejak zaman nenek moyang sebagai bentuk gotong-royong dan guyub dalam hal saling dukung. Baik itu memberi uang untuk keperluan membangun rumah ibadah, keperluan adat dalam perkumpulan dan lain sebagainya.

Calon Bupati Humbahas nomor urut 2, Hendri Tumbur Simamora.

Photo :
  • Istimewa/VIVA Medan

TTR umumnya prilaku seseorang yang mapan secara ekonomi membantu pihak lain dalam khazanah gotong-royong. “Ini menjadi kearifan lokal yang luar biasa dan perlu dilestarikan. Tetapi budaya memberikan sumbangan uang ini tidak seharusnya disalahgunakan untuk membeli suara masyarakat,” sebut Hendri.