Siswa SMKN 1 Nias Selatan Tewas Diduga Dianiaya Kepala Sekolah, Ini Kata Disdik Sumut
- Tangkapan layar/VIVA Medan
Suhendri berdasarkan informasi diperoleh diterimanya, membantah saat pemanggilan YN bersama rekannya, terjadi kontak fisik atau penganiayaan, hanya dihukum mengepalkan tangan.
"Ada kepalan tangan, kalau kita mengepal dekat jari kelingking, bagian lembut itu lah. Kemudian, bagian lembut itu, diletakkan di bagian jidad. Menurut 6 anak-anak ini, kawannya itu, tak kuat dan kami ketawa-ketawa," kata Suhendri.
Suhendri mengatakan bahwa setelah mendapatkan teguran itu, kondisi 6 rekan YN dalam sehat-sehat saja dan melakukan aktivitas belajar dan mengajar seperti biasa.
"Setelah di kroscek, kami sehat dan tidak ada masalah. Kemudian, posisi anak itu sama anak itu tidak ada masalah. ada mis, setelah itu anak itu tidak masuk, beberapa hari. Bukan sakit, tapi berada di sekolah. Jadi, ada berita yang mis, seolah-olah, berita terbangun. Ada hukuman dan anak itu sakit lalu meninggal," ujar Suhendri.
"Ada jeda waktu, tidak ditelusuri, karena anak-anak yang lain sehat itu. Makanya, saya minta kepada rekan-rekan Cabdis, minta rekam medis, dia bisa meninggal dunia. Itu tadi saya telpon, teman-teman Cabdis belum bisa mendapatkannya dari rumah sakit," kata Suhendri kembali.
Suhendri mengungkapkan pasca hari itu, YN tidak masuk sekolah selama dua hari. Berdasarkan keterangan temannya, ia bolos sekolah dan pergi ke Bukit Megalit, di Kabupaten Nias Selatan.