Pimpinan Serikat Buruh di Sumut 'Kompak' Nyatakan Tolak Penutupan PT TPL
- BS Putra/VIVA Medan
VIVA Medan - Sejumlah pimpinan Serikat Pekerja/Buruh di Sumatera Utara (Sumut), menyampaikan sikap menolak pernyataan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ompui Pdt. DR. Victor Tinambunan, MST., yang menyerukan penghentian operasional PT. Toba Pulp Lestari (TPL) di Kabupaten Toba.
Pernyataan tersebut, disampaikan oleh Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja Nasional (DPD SPN), Anggiat Pasaribu kepada wartawan, di Kota Medan, "Hal yang disampaikan oleh Ephorus Pdt. DR. Victor Tinambunan MST, tidak rasional dikarenakan pekerja atau buruh adalah anggota mayoritas masyarakat setempat dan sebagian anggota Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT. Toba Pulp Lestari Kabupaten Toba," sebut Anggiat.
Dalam menyampaikan pernyataan sikap menolak penutupan PT TPL, juga dihadiri oleh Tohonan Tampubolon Kordinator Federasi Hukatan, Fatinolowo Zega Ketua Dewan Pengurus Pusat Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Independen (DPP K.SEJAKTI). Kemudian, Paraduan Pakpahan Ketua Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), dan perwakilan Federasi Serikat Pekerja Pertanian Perkebunan - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPP-SPSI).
Anggiat mengatakan penutupan perusahaan TPL akan berdampak besar pada ratusan pekerja dan keluarga mereka. Termasuk, bukan menjadi solusi dalam keadaan saat ini, yang dinilai susah mencari pekerjaan. Anggiat Pasaribu, mengatakan bahwa pandangan Ephorus yang menyebut PT TPL sangat merugikan masyarakat Tapanuli Raya dan meminta penutupannya adalah tidak rasional.
"Sebanyak 250 orang yang masih bekerja di perusahaan tersebut akan kehilangan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya," ucap Anggiat.
Anggiat menuturkan bahwa, jika dihitung rata-rata satu pekerja menanggung lima orang anggota keluarga, maka diperkirakan 1.250 orang akan kehilangan mata pencarian jika PT TPL ditutup. "Saya menekankan bahwa para pekerja di PT TPL, adalah tulang punggung keluarga mereka," tuturnya didampingi serikat buruh lainnya, Pahala Napitupulu, Tohonan Tampubolon, Fatinolowo Zega, Paraduan Pakpahan dan Suriono.
Ephorus HKBP, Pdt. Dr Victor Tinambunan.
- Istimewa/VIVA Medan