Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah, Polmed Ditunjuk Sebagai Koordinator Pelaksana
- B.S Putra/VIVA Medan
VIVA – Deputi II Bidang Pembangunan Manusia dari Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, mengatakan bonus demografi di Indonesia dituntut menciptakan generasi muda yang mampu memiliki daya saing dan kemampuan sesuai dengan perkembangan serta kebutuhan industri saat ini. Menurutnya jangan sampai Indonesia memiliki anak-anak sehat, tapi tidak memiliki kemampuan yang mumpuni.
"Kita mempunyai anak-anak sehat, tapi tidak punya skill. Tidak punya lapangan pekerjaan tidak nyambung, apa yang terjadi? Kita memiliki masalah-masalah sosial di dalamnya," katanya dalam acara peluncuran dan diskusi Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumatera Utara tahun 2023, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Lantai II Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Rabu 1 November 2023.
Melalui kegiatan ini Abetnego berharap terbangunnya pengembangan inovasi berbasis dengan potensi di daerah. Nantinya hal itu akan mampu menjadi memperkuat ekosistem kemitraan dan ke depannya bagi Sumut maupun Indonesia secara umum.
"Benar-benar siap, kami lihat vokasi benar-benar memikirkan aspek hal itu semua," tutur Abetnego.
Abetnego Tarigan melanjutkan program ini merupakan titik awal daerah untuk menentukan arah masa depan pembangunan ekonomi dan inovasinya sendiri yang telah diatur dalam I Perpres Nomor 68 Tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Ekosistem kemitraan ini yang nantinya akan menjadi pendorong daya saing ekonomi di daerah.
“Kami melihat tantangan sesungguhnya yang saat ini ada di daerah adalah kemampuan mengelola lembaga serta membangun komunikasi dengan lintas stakeholder. Sumber daya manusia pendidikan vokasi dengan visi mumpuni menjadi kunci,” terangnya.
Untuk diketahui, Politeknik Negeri Medan (Polmed) dipercaya Direktorat Kemitraan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) Kemendikbud Ristek sebagai koordinator program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah Sumut.
Program yang dirangkai dengan penandatangan konsorsium tersebut beranggotakan Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara (USU), Politeknik Wilmar Bisnis dan AMIK Polibisnis, kalangan komunitas, Kadin Sumut, dan media massa. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fahdiansyah Putra, para kepala daerah, pejabat birokrat, pelaku usaha, dan peserta konsorsium.
Kick Off program di-launching secara resmi oleh Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung, Direktur Polmed, Dr.Ir.Idham Kamil, ST,MT, dan pejabat LPDP.
Pada kesempatan peluncuran program ini dilaksanakan pula diskusi publik yang melibatkan berbagai narasumber dari Dinas Ketenagakerjaan Sumut, Kadin, dan Kementerian Perdagangan.
Plt Direktur Kemitraan dan Penyelaras DUDI Kemendikbud Ristek, Uuf Brajawidagda, mengucapkan terima kasih atas kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemda, di mana salah satu upaya konkret adalah program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan model ekosistem yang akan dijadikan acuan dalam menentukan klaster inovasi berdasarkan potensi dan agenda prioritas pembangunan daerah.
Lebih lanjut, Uuf menyebutkan bahwa, program ini akan dicapai melalui kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah dan akan disesuaikan dengan kebutuhan DUDI.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprovsu, Basarin Yunus Tanjung, mengatakan pendidikan vokasi harus hadir sebagai solusi bagi pembangunan daerah sehingga potensi yang ada di daerah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing dan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi.
Basarin menjelaskan bahwa Sumut sudah selayaknya menjadi daerah vokasi dengan jumlah ribuan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri maupun swasta. Dari total sekitar 2.050 pelajar SMA/SMK di Sumut akan ada 8.000 orang lulusan setiap tahunnya.
"Ini yang kami selalu berupaya bagaimana agar penyerapan tenaga kerja di Sumut bisa efektif bagi lulusan SMA/SMK di setiap tahunnya. Untuk itu Pemprov Sumut mendukung program ini karena pendidikan vokasi dibutuhkan dalam menghasilkan lulusan yang siap bekerja," ujarnya.
Direktur Polmed, Dr. Ir. Idham Kamil, ST, MT, mengatakan pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis dan pendataan. Program ini merupakan tindak lanjut Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia kompeten, produktif, dan berdaya saing dalam menyiapkan dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Program penguatan ekosistem vokasi dilaksanakan di 27 provinsi dengan 20 perguruan tinggi vokasi di Indonesia dan merupakan kehormatan bagi Polmed ditunjuk sebagai koordinator pelaksana untuk mengambil program ini di Sumut," ujar Idham.
Dalam program ini, kata Idham, pihaknya menggandeng perguruan tinggi vokasi yakni Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dan AMIK Polibisnis, dan Kementerian Perdagangan untuk melakukan upaya kerja sama dengan DUDI.
"Kami yakin semangat kerja sama yang tinggi dapat menghasilkan hal baik khususnya kemitraan dalam program ini," katanya sembari mengungkapkan program ini akan dilakukan selama tiga tahun.
Idham juga membeberkan pada tahun pertama akan dilakukan riset tentang perencanaan inovasi yang akan menghasilkan policy brief.
"Ini bisa berupa peningkatan kapasitas di perguruan tinggi dan juga di lembaga-lembaga pelatihan vokasi. Tahun pertama ini kick-off programnya yang nanti akan dilakukan selama hampir satu tahun untuk penyusunan pemetaan," ungkapnya.