KPK Tangkap Kadis PUPR Dikaitkan dengan Gubernur Sumut, Praktisi Hukum : Opini Menyesatkan

Praktisi Hukum, M. Asril Siregar.
Sumber :
  • Ist/VIVA Medan

VIVA Medan – Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberantas korupsi khususnya di Sumut mendapat apresiasi dari praktisi hukum, M. Asril Siregar, SH. MH. Namun, ia menyayangkan munculnya opini-opini yang mengaitkan salah satu kasus OTT melibatkan Kadis PUPR nonaktif, Topan Ginting alias TOP dengan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, tanpa dasar yang kuat.

Era Gapeksindo Muda Sampaikan Pesan Moral Terkait Korupsi di Dinas PUPR Sumut: Iblis Saja Minder

"Apresiasi saya kepada KPK atas OTT ini sebagai langkah pencegahan korupsi. Tapi, munculnya opini yang mengaitkan Pak Bobby Nasution sangat berlebihan dan menyesatkan," ucap Asril Siregar, Kamis 3 Juli 2025.

Ia menekankan KPK memiliki kapasitas untuk menyelidiki kasus ini secara profesional dan menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar hanya akan mengganggu proses penegakan hukum.

Begini Kata KPK Terkait Kabar Seorang Kapolres di Sumut Terjaring OTT Kasus Korupsi

"Namun dalam beberapa waktu setelah penangkapan atau OTT KPK tersebut muncul berbagai opini dari Politisi Pemerhati Tindak Pidana Korupsi maupun masyarakat, yaitu adanya penggiringan opini yang mengkaitkan perbuatan TOP tersebut terhadap Bapak Bobby Nasution selaku Gubernur Sumatera Utara," katanya.

"Menurut saya itu merupakan tindakan yang berlebihan, dimana statemen yang disampaikan tersebut seakan-akan yang menyampaikan itu lebih tahu atau lebih mengerti daripada KPK. Jangan menyampaikan pernyataan-pernyataan yang menyesatkan masyarakat, ini yang saya maksud adalah pernyataan yang tidak mendasar," tuturnya kembali. 

Topan Ginting Belum Dinonaktifkan Sebagai Ketua Harian Perbakin Medan, Meski Berstatus Tersangka Korupsi di KPK

Asril, yang juga aktivis sejak tahun 2006, mengingatkan pentingnya menunggu hasil investigasi KPK. Ia berharap opini-opini liar tidak menghambat konsentrasi Gubernur Nasution dalam membangun infrastruktur di Sumatera Utara, khususnya perbaikan jalan yang selama ini terbengkalai.  

"Sejak saya di bangku perkuliahan, jadi aktivis tahun 2006, saya sudah melintasi jalur Sipiongot itu, jalur itu memang sangat memprihatinkan bahkan di tahun 2024 melintasi jalur tersebut, jalan tersebut sangatlah memperihatinkan bagi pengguna Jalan apalagi bagi masyarakat. Namun sejak kepemimpinan Bobby Nasution, hanya beliau yang memperhatikan jalan tersebut dan membangun jalan tersebut. Kalau kita bijak, bahwa kita harus percaya bahwa tindakan operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK belum tentu seluruhnya tindakan tersebut adalah merupakan perintah dari Gubernur. Makanya saya bilang lagi-lagi, ini niat baik jangan sampai persoalan TOP mengganggu konsentrasi Pak Bobby Nasution untuk fokus membangun jalan yang rusak dan tertinggal sejak dahulu," terangnya. 

Halaman Selanjutnya
img_title