Perairan Belawan Terkontaminasi Logam Berat, Lingkungan dan Masyarakat Kian Terancam

Warga sedang mengarungi perairan Belawan
Sumber :
  • VIVA/A.Andrian

“Upaya-upaya untuk mengurangi pelepasan logam berat ke sungai dan peningkatan pengelolaan limbah dari aktivitas manusia akan menjadi langkah-langkah yang sangat diperlukan. Itu untuk menjaga kualitas perairan dan melindungi ekosistem serta kesehatan manusia di wilayah tersebut,” katanya.

Perdagangan Sisik Trenggiling 1,18 Ton Digagalkan, 4 Pelaku Diamankan

Yuni juga menjelaskan kontaminasi logam berat di perairan Belawan dapat menimbulkan berbagai bahaya serta dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. 

Perairan Belawan

Photo :
  • VIVA/A.Andrian
Patroli Skala Besar dan Tinjau Kesiapan Pilkada Serentak 2024 di Kota Medan

Beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kontaminasi logam berat di perairan Belawan yaitu toksisitas lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, merusak tumbuhan air, dan mengganggu rantai makanan perairan. Kemudian, jika perairan yang terkontaminasi digunakan sebagai sumber air minum.

Maka logam berat yang terlarut dalam air dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Logam berat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan gangguan neurologis.

Besok Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Ijeck: Terpenting Kebersamaan dan Keamanan

“Logam berat dapat terakumulasi dalam organisme hidup seperti ikan dan kerang. Jika manusia mengonsumsi organisme-organisme ini, maka logam berat dapat mengakibatkan akumulasi dalam tubuh manusia dan berpotensi menyebabkan efek kesehatan yang serius,” ucap Yuni.

Bukan hanya itu, kontaminasi logam berat di perairan Belawan dapat mengganggu industri perikanan lokal dengan merusak stok ikan dan organisme perairan lainnya. Ini dapat berdampak negatif pada mata pencaharian nelayan dan ekonomi daerah.

“Logam berat juga dapat merusak struktur dan fungsi ekosistem perairan, termasuk terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem lainnya. Hal ini dapat mengganggu keragaman hayati dan keseimbangan ekosistem,” ungkap Yuni.

Halaman Selanjutnya
img_title