Rektor Prof Muryanto Amin, Kini Menyandang Guru Besar Tetap USU

Pengukuhan Rektor USU, Prof DR Muryanto Amin sebagai Guru Besar Tetap.
Sumber :
  • USU/MEDAN VIVA

Mury menegaskan, partai digital tidak sekadar menggunakan platform digital, namun diperlukan digital value yang utuh, yaitu mengutamakan transparansi, disintermediasi, interaktif, adaptif, dan responsif. Karakter utama dari partai digital adalah partisipasi seluruh anggota partai dan masyarakat terutama para pemilih. Dengan demikian, partai politik yang agile, menjadi penting sebagai prasyarat transformasi menuju partai digital.

“Langkah yang dilakukan partai untuk bertransformasi ke digital, pertama, partai politik perlu memperkuat basis operasional dari ideologinya. Kedua karakter kepemimpinan yang hyperleader, yaitu karakter pemimpin yang memiliki semangat kuat untuk menjadi representasi partai yang tidak alergi beradaptasi ketika terjadi perubahan yang sulit diprediksi,” katanya.

Ketiga, imbuhnya, mengutamakan pendekatan voters-centric. Para pemilih memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan partai politik. Para elit dan pengurus partai perlu membebaskan dirinya dari first low of organization gravity, yaitu situasi yang membuat orang-orang di dalam organisasi menghindari pertemuan dengan voters secara langsung.

“Keempat, adalah investasi membangun sumber daya agar memiliki mega shift skill yang cepat ketika terjadi perubahan kebutuhan di lingkungan masyarakat. Menemukan solusi dari masalah yang terjadi khususnya di basis konstituen partai politik,” ujarnya.

Rektor USU, Dr Muryanto Amin.

Rektor USU, Dr Muryanto Amin.

Photo :
  • Dok USU

Pada akhir pidatonya, Prof. Muryanto Amin, menggarisbawahi bahwa transformasi partai politik menjadi organisasi partai di era digital, tidak hanya diperlukan untuk memberi penguatan kelembagaan partai menjalankan fungsinya dalam memperkuat demkorasi di Indonesia. Tapi lebih dari itu, partai politik akan memiliki paradigma baru untuk menjawab tantangan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

“Partai politik yang memiliki paradigma baru akan lebih transparan dan mampu mengelola partisipasi politik masyarakat yang jauh lebih besar dengan jangkauan yang lebih luas. Sebagai organisasi non negara sekaligus non profit, partai politik sangat sulit mengabaikan penggunaan teknologi serta penguasaan kapasitas digital. Partai politik yang mampu bertransformasi menjadi organisasi partai yang mengelola digital space sebagai bentuk demokrasi dan kekuasaan baru di dunia yang cepat berubah dan sulit diprediksi, maka akan menjadi best practices pembelajaran bagi anak bangsa,” ujar Prof. Muryanto Amin.