Jelang Pilgub Sumut, Mahasiswa Kristen Desak Panitia Natal Oikumene Batalkan Pembagian Sembako

- BS Putra/VIVA Medan
Leonardo mengatakan, mereka sangat menduga ada unsur-unsur politis didalam bagi-bagi bansos ini. Sehingga mereka meminta agar pembagian bansos ini dilakukan setelah Pilkada 2024. "Kami tidak mau kesakralan natal ini dicampur adukan dengan politik, karena Natal itu kan bulan Desember, jadi tidak urgensi apapun, kenapa harus dibagikan secepat ini," sebutnya.
"Kita juga tahu sebagai manusia yang beradap, kita harus mengedepankan iman, kita tidak ingin kesakralan natal ini terciderai," ungkapnya.
Leonardo juga meminta kepada para pendeta sebagai pemuka agama agar mengingatkan panitia natal agar ini tidak terjadi, dan kepada para politisi seharusnya menyampaikan dan berfikirlah secara etis jangan pernah jadikan jemaat sebagai ladang untuk mencari suara.
"Pendeta seharusnya menanamkan nilai kebenaran kepada jemaat. Perihal pembagiannya akan di adakan besok, dan kami tidak mempersoalkan apa yang dibagi, apakah itu sembako murah, gratis dan sebanyak apapun itu," ungkapnya.
"Yang kami permasalahkan adalah waktunya, dan waktunya ini mendekati hari pencobloasan dan kami duga ini memiliki kepentingan politik salah satu paslon gubernur. Kami tidak ingin juga pembagian sembako ini didasarkan pada kepentingan, dan hari natal ini sakral," sebutnya.
Lebih lanjut, Leonardo juga mendesak Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni agar mengingatkan Panitia Natal Oikumene agar membatalkan rencana bagi-bagi sembako ini. Karena kegiatan natal ini diketahui juga mendapat dana dari APBD Sumut berupa dana hibah.