Hendri Tumbur Simamora Gelar Bakti Sosial Kesehatan, Warga: Ini Bagus Kerja Tidak Janji Terus

VIVA Medan - Aksi peduli kembali dilakukan Calon Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) nomor urut 2, Dr. Hendri Tumbur Simamora, SE, M.Si, dengan menggelar bakti sosial terhadap pemeriksaan kesehatan dan pemberian kacamata gratis. Bakti sosial ini dilakukan di Kampung Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Humbang Hasundutan, Senin, 11 November 2024 siang.

Warga sangat antusias dengan pemeriksaan kesehatan dan pemberian kacamata gratis ini. “Secara pribadi, kita harus bermanfaat bagi orang banyak. Apa yang bisa kita bantu, jangan tunda lagi. Ini prinsip dasar,” ujar Hendri saat menyaksikan bakti sosial tersebut.

Bersama istri, Astilda Sinabutar, Hendri terlihat supel menyambangi warga di Kampung Bakkara yang merupakan tanah kelahiran pahlawan nasional, Raja Sisingamangaraja XII. Interaksi tercipta bagai air mengalir, saling tanya-jawab seputar layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat dan kaum lanjut usia (lansia) yang tidak memiliki akses kesehatan BPJS. “Harus kita akui, tidak sedikit masyakat marjinal dan kaum lansia yang tidak punya BPJS, Kartu Indonesia Sehat atau Jamkesmas. Banyak penyebabnya, sebagian ada yang terlewatkan, ada juga yang tidak mengerti bagaimana untuk mengurusnya,” sebut Hendri.

Hal umum adalah masyarakat memiliki keterbatasan ekonomi hingga tidak bisa mendapat layanan dan jaminan kesehatan yang layak. “Disinilah kita hadir untuk menutupi kesenjangan itu. Walau tidak bisa tiap saat, tetapi layanan pemeriksaan kesehatan dan bagi-bagi kacamata gratis ini, mampu menyahuti kebutuhan masyarakat dalam skala kecil,” papar Hendri yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra Humbahas itu.

Salah seorang warga, Oppu Raini Br. Sirait, janda lansia yang mendapatkan manfaat dari kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dan kacamata gratis di Kampung Bakkara. Selama ini, nenek 67 tahun itu terpaksa hidup dengan penglihatan kabur karena tidak memiliki kacamata. "Syukurlah sekarang. Ada kacamata gratis dari Amang Hendri. Dulu itu, mau baca saja sudah sakit mata. Harus dekat baru kelihatan. Sudah ada kacamata ini sekarang. Sudah terang ini,” ujar Oppu Sirait senang.

Oppu Sirait juga mengaku sulit mengakses layanan kesehatan mata karena terbentur dengan kemampuan ekonomi. "Kalau sudah tua, sudah dilupakan. Mata sudah rabun. Mau apa pun susah. Badan tidak kuat lagi. Mau sehat, mau sakit, ya gitu-gitu saja sudah,” tambah Oppu Sirait.