Tema Debat Kedua Pilgub Sumut : Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan

Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala dan Bobby Nasution-Surya.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut sudah menetapkan tema debat publik kedua, yakni Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan. Debat kedua digelar di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Kota Medan, Rabu malam, 6 November 2024.

Untuk subtema debat publik kedua, memajukan daerah dengan isu peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas daerah atau konektivitas sistem transportasi publik, ketersediaan akses Internet di daerah-daerah. Kemudian, peningkatan investasi daerah atau penanaman modal, penciptaan lapangan pekerjaan, penguatan sektor pariwisata.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Subtema yang lainnya, yakni menyelesaikan persoalan daerah, dengan isu degradasi lingkungan hidup dan bencana alam atau banjir, tanah, longsor, pengelolaan persampahan, pencemaran air, tanah dan udara, ketersediaan air bersih, industrialisasi dan amdal. Selanjutnya, konflik pertanahan, konflik pertambangan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi hutan, persoalan wilayah perbatasan antara pemerintah daerah.

Terakhir, ketahanan pangan dan energi, inovasi teknologi pembangunan daerah dan percepatan desa mandiri. "Tema debat kedua dan juga tema debat ketiga itu, sudah dirumuskan oleh tim perumus," kata Ketua KPU Sumut, Agus Arifin kepada wartawan usai pelaksanaan debat pertama di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Rabu malam, 30 Oktober 2024.

Ketua KPU Sumut, Agus Arifin.

Photo :
  • BS Putra/VIVA Medan

Agus mengatakan bahwa debat kedua ini, melibatkan 9 penalis dari akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Sumut ini. "Panelisnya juga sudah ada 9 orang. Karena kita melihat bahwa Sumatera Utara kan untuk pemikiran berbagai pihak banyak pihak. Termasuk, juga dari kalangan akademisi tokoh masyarakat, dan profesional debat kedua nanti panelisnya sudah pasti berbeda," jelas Agus.

Debat pertama mendapatkan sorotan, karena tidak ada keterwakilan perempuan sebagai penalis di debat tersebut. Karena, 9 penalis seluruhnya adalah laki-laki.