Menuju USU 500 Universitas Berkelas Dunia, Prof Muryanto : Mengubah Akademik Jadi Lebih Baik
- Dok USU
”Kenapa World Class University bukan hanya sekadar dokumen? (karena) kita ingin mengubah aura atau pemikiran dan kemudian mengubah suasana akademik kita menjadi lebih baik, di tengah-tengah keterbatasan hari ini, di kita maupun di lembaga kita,” tegas Rektor USU.
Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si membagikan 3 poin penting terkait rencana USU kedepannya, yaitu pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat. Pada poin pendidikan, Rektor USU menyampaikan terkait Kurikulum OBE yang merupakan syarat untuk mendapatkan akreditasi internasional.
Hingga saat ini sebanyak 66% program studi belum memiliki kurikulum OBE. Oleh karena itu rektor mengimbau kepada semua program studi agar mengubah kurikulumnya menjadi kurikulum OBE. Rektor juga menyampaikan akan akreditasi prodi internasional untuk seluruhnya dan merevisi SN Dikti sesuai kekuatan prodi dalam Peraturan Rektor.
Selanjutnya dalam poin Penelitian dan Publikasi, rektor menyampaikan nilai publikasi artikel internasional USU yaitu 0,8 artinya belum mencapai 1 dosen 1 artikel. Sebanyak 400 dosen belum memiliki artikel terindeks SCOPUS. Menanggapi hal tersebut, universitas memfasilitasi program penulisan artikel dan memberi reward kepada dosen yang memiliki produktivitas tulisan yang tinggi melalui program EQUITY dan program di LIPIHKI.
Oleh karenanya, Rektor USU berharap dalam waktu dua tahun, satu dosen harus memiliki 1 jurnal. Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos. M.Si juga menyampaikan dalam hal Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), jumlah riset dosen USU masih sedikit yang sesuai dengan Prioritas Riset Nasional (PRN) dan USU masih kesulitan memanfaatkan HKI menjadi produk industri.
Karenanya, Rektor USU mengatakan PkM harus diarahkan ke tema-tema khusus yang dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan tren bisnis dan industri. Selain 3 hal tersebut, rektor juga menyampaikan isu penting lainnya di tahun 2024, yaitu Indikator Kinerja Utama, program digitalisasi, perbaikan infrastruktur prioritas, dan Pengembangan Kluster Keilmuan dan PUI.