Tasyakuran 1 Abad NU di Ponpes Musthafawiyah, Catat Ini Pesan Ketum PBNU

Tasyakuran 1 Abad NU di Ponpes Musthafawiyah di Kabupaten Madina.
Sumber :
  • Dok Pemprov Sumut

“Di Mandailing Natal inilah titik nol Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara, itu sebabnya saya sengaja secara khusus minta kepada Ketua Marahalim, untuk menyelenggarakan upacara pelantikan pengurus di Pesantren Musthafawiyah ini, karena dahulu pada tahun 1945 pemimpin pondok pesantren ini menjadi salah satu pelopor hadirnya NU di Sumut,” katanya.

Lanjut Gus Yahya, saat ini NU telah memasuki abad kedua. Ia pun mengingatkan seluruh kader untuk terus serius dalam menjadikan NU digdaya dan mampu berhikmat untuk rakyat.

“Kita tidak boleh menyia-nyiakan momentum besar dimana sumber daya Nahdlatul Ulama yang semakin meraksasa, kita konsolidasikan dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan Nahdlatul Ulama ini digdayah dan mampu berhikmat kepada seluruh rakyat Indonesia,” harapnya.

Gus Yahya mengingatkan PWNU Sumut yang baru dilantik untuk menomorsatukan ikhtiar agar seluruh masyarakat menerima faedah dari NU. Ia mengungkapkan PBNU saat ini, sedang dengan keras melaksanakan suatu agenda jam’iyah.

"Program organisasi yang disebut Gerakan Keluarga Maslahat NU, ini adalah cara NU untuk mendorong agar seluruh jajaran pengurusan sampai ke desa-desa secara serius memperhatikan apa yang jadi hajat masyarakat dan kemudian bekerja keras untuk memenuhinya,” ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Tokoh NU Nasional yang juga Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan jika mau menjaga Indonesia, maka haruslah menjaga Islam.

“Kita tahu kemerdekaaan Indonesia tidak mungkin terjadi tanpa pengorbanan tokoh-tokoh Islam, para pesantren dan umat Islam itu sendiri. Jaga Islam, jaga Indonesia artinya bahwa ketika Islam diberkahkan Indonesia inshaAllah juga berkah. Ketika Islam dimajukan insya Allah, Indonesia juga maju,” ujarnya.