Soroti Harga Gula di Sumut Mahal, Menko Pangan Zulhas : Kenapa Naik? Stoknya Cukup

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Sei Sikambing, Kota Medan.
Sumber :
  • Dok Pemko Medan

VIVA Medan - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan menyoroti harga gula masih tergolong mahal di pasaran. Kini, harga gula tersebut, berkisaran Rp 19.000 per kilogram. 

Hal itu, diungkapkan pria yang akrab disapa dengan Zulhas itu, kepada wartawan disela-sela meninjau Pasar Sei Sikambing, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Senin 21 Januari 2025. Peninjauan pasar itu, tampak hadir Menteri Perdagangan, Budi Santoso.

"Kenaikan harga gula harus menjadi perhatian. Nantinya kita akan koordinasi dengan Jakarta, kenapa naik?. Karena stoknya cukup, apalagi saat ini lagi musim giling, kemudian stok banyak, tapi harga naik. Kalau Rp19.000 kan naiknya tidak sedikit," ucap Zulhas.

Zulhas mengatakan dari hasil peninjauan tersebut, sejumlah bahan pokok di cek harganya mayoritas harga cukup stabil, bahkan ada yang lebih murah, walaupun ada beberapa yang masih naik.

Terfokus dengan kenaikan harga gula tersebut, Zulhas mengatakan pihaknya bakal mempelajari faktor kenaikan harga tersebut. Sebab dibandingi provinsi lain, harga gula pasir di provinsi Sumut terbilang tinggi.

"Kita akan lihat apa pengambilannya mahal, atau apalah nanti dipelajari. Jika dibandingkan di Sulawesi, kami lihat harganya stabil Rp17.000 atau Rp18.000. Kalau di tempat lain murah," kata Zulhas.

Selanjutnya, Zulkifli Hasan menjelaskan bahan pokok yang relatif murah saat peninjauan tadi adalah harga daging sapi. Bahkan harga daging sapi di Sumut paling murah dari pada daerah lainnya di Indonesia.

"Saya rasa harga daging sapi di sini paling murah se- Indonesia. Di tempat lain saya cek paling murah Rp140.000 per kilogram untuk daging. Di sini Rp125.000," sebutnya.

Zulhas juga menyoroti harga daging ayam. Karena harga daging ayam juga terbilang murah. Namun, dampak harga murah tersebut akan berpotensi membuat rugi peternak. Untuk harga eceran yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 40.000.

"Kalau harga ayam murah, nanti yang kasihan peternaknya. Harga eceran yang ditetapkan Rp40.000 itu sudah untung, jadi kalau dijual Rp 34.000 malah bisa buntung peternak," kata Menko.

Zulhas menambahkan Pemerintah berperan dalam menstabilkan harga pangan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

"Tugas pemerintah adalah mengatur kestabilan harga, kalau terlalu murah petani dan peternak kasihan, kalau terlalu tinggi (mahal) konsumen yang teriak, jadi kita stabilkan sesuai patokan," tuturnya.

Harga bahan pokok lainnya, lanjut Zulhas untuk beras harganya juga relatif masih stabil, dimana beras medium harganya Rp 13.000 dan beras premium Rp 15.000. kalau cabai merah memang masih mahal Rp58.000 per kilogram. Cabai keriting dan cabai rawit harganya sudah turun jadi Rp65.000 dari Rp100.000.

"Untuk harga minyak goreng tadi saya liat minyak curah kok mahal sekali, harganya Rp 20.0000. Berbeda dengan harga minyak goreng kemasan merek Minyak kita di harga Rp 17.000. minyak curah itu tidak ada kemasan, seharusnya harganya lebih murah. Berarti pasokannya bermasalah," pungkasnya sembari meminta Pemerintah daerah harus melakukan sidak harga minyak.

Begitu juga, tampak hadir mendampingi Zulhas, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo dan pejabat lainnya juga turut mendampingi Menko Pangan dalam peninjauan pasar.

Usai mendampingi Menko Bidang Pangan dan Mendah melakukan peninjauan, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengungkapkan dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok, Pemko Medan melalui PUD Pasar rutin menggelar pasar keliling di berbagai tempat.

"Kita senantiasa menggelar pasar murah keliling melalui PUD Pasar. Berbagai bahan pokok dijual di pasar keliling tersebut dengan harga relatif murah dibawah harga pasar. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga,"kata Bobby Nasution.